Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin ditutup tertekan oleh aksi "profit taking" pada saham-saham sektor keuangan dan konsumer.

IHSG ditutup turun 13,10 poin atau 0,34 persen menjadi 3.785,45. Indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga turun 3,22 poin atau 0,48 persen ke posisi 674,39 poin.

Managing Research Indo-surya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, tekanan jual saham sektor perbankan dan konsumer telah membuat indeks BEI berada pada area negatif.

"Saham sektor keuangan dan konsumer secara teknikal sudah di atas area overbought (jenuh beli), sehingga investor banyak yang melakukan aksi jual pada saham itu," katanya.

Kendati saham sektor keuangan dan konsumer mengalami koreksi, tambah dia, pelemahan indeks BEI masih tertahan oleh saham-saham sektor pertambangan yang mengalami kenaikkan.

"Saham sektor pertambangan menahan indeks BEI turun lebih dalam, karena saham pertambangan sudah lebih terkoreksi terlebih dahulu, jadi wajar saat ini mengalami kenaikkan," ujar dia.

Ia menambahkan, pembukaan perdagangan saham di kawasan Eropa dan regional yang mengalami "profit taking" menjadi salah satu katalis pelemahan indeks BEI.

Sehingga Reza memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (10/5) IHSG akan bergerak dengan kecenderungan melemah dengan support 3.765-3.780 poin, dan ressistance di level 3.810-3.818 poin.

Sementara untuk saham-saham pilihan, ia merekomendasikan, Astra Agro Lestari (AALI), Adaro Energy (ADRO), dan Gajah tunggal (GJTL).

Pada perdagangan saham hari ini yang mencatatkan pelemahan diantaranya, Pembangunan Graha Lestari (PGLI) turun Rp21 ke Rp90, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp100 ke Rp6.100, Asuransi Bintang (ASBI) turun Rp65 ke Rp385.

Tercatat bursa regional diantaranya Indeks Hang Seng menguat 176,86 poin (0,76 persen) ke level 23.336,00, Nikkei-225 turun 64,82 poin (0,66 persen) ke level 9.794,38, dan Indeks Straits Times menguat 39,41 poin (1,27 persen) ke level 3.138,93.

Pada perdagangan saham hari ini, transaksi berjalan cukup ramai dengan frekuensi mencapai 116.642 kali, pada volume saham yang diperdagangkan mencapai 4,331 miliar lembar saham dengan total nilai Rp3,253 triliun.

Sementara saham yang bergerak menguat sebanyak 114 saham, 111 saham turun, dan 107 saham belum bergerak harganya (stagnan).

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011