Inggris melaporkan tambahan 249 kasus varian COVID-19 Omicron, dibandingkan 131 kasus yang tercatat pada Rabu.

Jakarta (ANTARA) - Inggris mencatat sebanyak 249 kasus baru SARS-CoV-2 varian Omicron menambah total warga terjangkit menjadi 817 orang.

Menurut otoritas kesehatan Inggris pada Kamis (9/12), angka harian terbaru itu muncul setelah 131 kasus baru varian Omicron terkonfirmasi sehari sebelumnya.

Dalam konferensi pers Downing Street pada Rabu malam (8/12), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa peningkatan dua kali lipat kasus varian tersebut dapat terjadi antara dua hingga tiga hari, seraya menyoroti betapa cepatnya penularan galur baru tersebut.

Peningkatan infeksi varian tersebut menunjukkan penyebarannya lebih cepat daripada yang diperkirakan Johnson.

Menurut data resmi otoritas kesehatan pada Kamis, Inggris melaporkan 50.867 infeksi baru COVID-19, sehingga total kasus di negara itu mencapai 10.660.981.

Negara tersebut juga melaporkan tambahan 148 kematian terkait COVID-19, sehingga menambah jumlah kematian akibat penyakit itu menjadi 146.135.

Johnson mengumumkan bahwa Inggris akan beralih ke langkah pembatasan "Rencana B" guna melawan penyebaran cepat varian Omicron pada musim dingin.

Sang PM mengimbau warga untuk bekerja dari rumah mulai Senin (13/12), sembari mengumumkan bahwa penggunaan masker akan menjadi persyaratan hukum di "kebanyakan area publik dalam ruangan", seperti teater dan bioskop mulai Jumat (10/12).

Bukti telah menerima dua dosis vaksin atau hasil tes negatif COVID-19 akan diwajibkan bagi warga yang ingin masuk tempat hiburan dan sejumlah tempat besar mulai pekan depan.

Dia menambahkan sejumlah orang yang memiliki kontak dengan kasus varian Omicron dapat melakukan pengujian COVID-19 harian alih-alih menjalani masa isolasi.

Menurut data terbaru, lebih dari 89 persen warga berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah menerima dosis vaksin pertama, dan lebih dari 81 persen telah menerima kedua dosis.

Kemudian sekitar 37 persen warga telah menerima suntikan "booster" atau vaksin dosis ketiga.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021