220 ribu tiket pre-sale "Spider-Man: No Way Home" terjual di Korsel

Jakarta (ANTARA) - Film superhero mendatang “Spider-Man: No Way Home” diprediksi menjadi hit box office karena telah menjual lebih dari 220.000 tiket pra-jual sebelum enam hari resmi tayang di Korea Selatan, dikutip dari Yonhap pada Jumat.

Sementara data dari Dewan Film Korea (KOFIC) pada Kamis menyebutkan pra-penjualan untuk film tersebut telah mencapai 221.294 tiket, dua hari setelah tiket mulai dijual pada Selasa (7/12).

Angka tersebut telah melampaui penjualan tiket tiga hari setelah pra-penjualan dibuka pada setiap film yang akan dirilis di Korea Selatan sejak pandemi COVID-19.

Angka tersebut juga mengalahkan film superhero Marvel “Avengers: Infinity War” (2018), salah satu film hit sebelum pandemi di negara itu dengan total penonton lebih dari 11 juta.

“Spider-Man: No Way Home” menyumbang 72,5 persen dari semua tiket yang dipesan penonton pada Kamis, mengalahkan film “Monsta X: The Dreaming” yang hanya mencapai 3,7 persen, “Dune” dengan 2,9 persen, dan “Don't Look Up” dengan 2,7 persen.

Dibintangi oleh Tom Holland, Zendaya, serta Jacob Batalon, “No Way Home” merupakan film terakhir dari trilogi “Spider-Man” Marvel Cinematic Universe (MCU) setelah “Spider-Man: Homecoming” (2017) dan “Spider-Man: Far From Home” (2019) dan menjadi bagian dari fase empat MCU.

Dalam film baru, Peter Parker (diperankan oleh Holland) mencari bantuan kepada Doctor Strange (diperankan oleh Benedict Cumberbatch) untuk membuat dunia melupakan identitasnya sebagai Spider-Man. Tapi, Parker segera menghadapi serangkaian penjahat baru untuk dihadapi saat multiverse terbuka dan memungkinkan penjahat dari alam semesta lain sampai ke bumi.

Industri bioskop di Korea Selatan memperkirakan “No Way Home” yang akan dirilis pada Rabu depan (15/12) akan dengan mudah mencapai puncak box office yang masih belum pulih dari pembatasan terkait virus COVID-19.

Menurut data dari KOFIC, jumlah orang Korea yang menonton film di bioskop telah turun menjadi 60.000 dari 80.000 dalam sehari sejak akhir pekan lalu, tampaknya dipicu oleh minimnya film yang dirilis secara luas bulan ini serta lonjakan kasus COVID-19 harian di Korea Selatan baru-baru ini.