Sentani (ANTARA News) - Keluarga salah satu korban jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines MA-60 di perairan Kaimana, Sabtu (7/5), Pendeta Ridwan Sam Maluegha menyesalkan perusahaan penerbangan Merpati.

Rikson Abner Maluegha, saat ditemui di kediamannya di Sentani, Senin, merasa bahwa pihak penerbangan Merpati Nusantara Airlines tidak bertanggungjawab atas penumpang yang menjadi korban dalam pesawat tersebut.

"Awalnya saya hubungi Merpati di sini justru diperintahkan hubungi koordinator di Sorong, disana juga pada saat di telepon tidak diangkat," katanya.

Setelah mendapat nomor telepon Stasiun Manager Merpati di Jayapura, lanjut dia, baru mendapatkan informasi yang jelas itupun setelah dihubungi berulang-ulang.

"Perasaan kami sudah bercampur aduh karena tidak tahu mau cari informasih di mana, tidak tahu adik kami kapan di kirim, minta difasilitasi ke sana pihak Merpati tidak mau," ujarnya.

Menurutnya, pada Minggu (8/5) pihaknya minta ke Merpati supaya difasilitasi ke Sorong, tapi tidak bisa dengan alasan tidak ada penerbangan tujuan Sorong.

Padahal jika mereka bertanggungjawab atas kejadian itu, bisa menggunakan pesawat lain tujuan Sorong seperti Batavia Air, Expres.

Untuk itu, kakak sulung korban itu merasa adiknya sepelehkan, karena pramugari dan korban lainnya sudah tiba di kediamannya di pulau Jawa, sementara saudaranya belum padahal masih di daerah Papua.

Menurut informasih yang diperoleh dari Station Manager Merpati Eko, korban Pendeta Ridwan Sam Maluegha baru diterbangkan ke Jayapura pada pukul 14.25 waktu Indonesia Timur (Wit) nanti dengan menggunakan pesawat Twin Other sampai di Timika, kemudian dari Timika menggunakan pesawat Merpati.
(*)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011