Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Homs, tempat tank-tank mendukung unit-unit militer sebelumnya menyerang tiga distrik untuk menghancurkan demonstrasi pro-demokrasi, sebagaimana dikutip oleh kantor berita itu mengatakan mayat mereka memuat tanda tembakan peluru pada jarak dekat ke kepala, dada, perut.
Pemerintah menyalahkan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung kekuatan asing atas kekerasan dalam demonstrasi enam pekan lamanya di Suriah menentang pemerintah otoriter Presiden Bashar al-Assad.
Beberapa aktivis hak asasi manusia menyampaikan keraguan mengenai insiden dekat Homs itu, tempat kehadiran militer dan pasukan keamanan besar. Mereka mengatakan sejumlah demonstran tak bersenjata telah dibunuh oleh pasukan keamanan di kota itu dan tidak ada pengawas independen diperbolehkan membuktikan laporan itu, demikian Reuters melaporkan. (S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011