Fataruddin terkena lemparan di bagian kepala, sementara Putera Yosvidar terkena di bagian tulang kering kaki kanan. Kedua korban tersebut mengalami memar di bagian kepala mereka.
Fataruddin terkena lemparan saat hendak merekam peristiwa saat warga diminta mundur oleh polisi. Karena tidak mengindahkan permintaan polisi, warga akhirnya dipaksa mundur. Polisi beberapa kali mengeluarkan tembakan ke udara dan membuang gas air mata.
Saat dipaksa mundur itulah batu dari arah massa beterbangan ke arah polisi. Sebagian wartawan yang ingin mendokumentasikan peristiwa tersebut terpaksa tiarap di sela-sela mobil pengeras suara milik polisi.
Warga dari wilayah Pantoloan semakin marah karena beberapa anggota mereka terkena tembakan peluru karet. Tidak diketahui pasti sumber tembakan tersebut karena polisi yang diturunkan ke lokasi gabungan Polda Sulteng, Polres Palu dan Polres Donggala.
Situasi di lokasi bentrokan berhasil dikendalikan polisi sekitar pukul 03.00 WITA. Polisi kemudian memasang barikade di antara dua wilayah yang warganya terlibat bentrok.
Hingga Senin pagi polisi masih berjaga-jaga di lokasi kejadian.
Akibat bentrok tersebut sejumlah anggota polisi terkena lemparan batu satu diantaranya luka parah di bagian wajah.
Sementara korban luka-luka dari warga adalah Fandi (20) tertembak di paha kanan. Zainal (21) tertembak di belakang kiri dan lengan kanan. Keduanya dari Kelurahan Baiya.
Ifin (21) tertembak di belakang kanan dari Kelurahan Kayumalue, Adi tertembak di betis kanan, Dani (19) warga pantoloan tertembak di bahu. Diduga mereka kena tembak peluru karet saat dibubarkan paksa oleh petugas.
Dua korban lainnya adalah Nadir (24) dan Kudrat alias Olleng. Keduanya mengalami luka di bagian kepala. Petugas Puskesmas Pantoloan yang menangani korban sedang berusaha melakukan tindakan medis. (A055/T010/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011