Sekretaris Badan Geologi Ediar Usman mengatakan kajian menyeluruh itu dilakukan guna menjamin rasa aman masyarakat dalam jangka panjang karena harus lengkap pemetaan geologi, morfologi, sungai, dan juga pemetaan air tanahnya.
"Kami akan ke lapangan untuk melakukan pemetaan dan identifikasi wilayah yang aman untuk ke depan," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Lumajang, Jumat.
Baca juga: Kemarin, Korban bencana Semeru hingga Merapi luncurkan awan panas
Baca juga: PMI kerahkan personel bersihkan tempat ibadah terdampak erupsi Semeru
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani mengatakan penentuan lokasi untuk memindahkan suatu desa yang terdampak bencana harus memastikan keberadaan sumber daya air, bukan hanya dari sisi keamanan dari dampak bencana.
"Jadi jangan sampai nanti ditempatkan di sana (lokasi baru), masyarakat tidak bisa melanjutkan hidup, atau pindah lagi ke (desa) yang lama, karena tidak ada air," ujar Andiani.
Lebih lanjut Andiani mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dan menjauhi daerah yang terdampak untuk menghindari ancaman letusan sekunder, serta endapan bebatuan yang masih bersuhu tinggi.
Selain itu masih terdapat potensi terjadinya banjir lahar mengingat cuaca musim hujan masih akan berlangsung hingga awal tahun depan.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai berita tidak benar atau hoaks terkait Gunung Semeru dengan mengakses informasi terkini melalui aplikasi Magma Indonesia, website dan media sosial resmi PVMBG.
Baca juga: BPBD Pamekasan kirim bantuan logistik ke Lumajang
Baca juga: Perhutani setuju lahannya dijadikan relokasi warga terdampak Semeru
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021