Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi, mengatakan bahwa buruknya kondisi transportasi sangat mempermalukan bahkan merusak citra RI sebagai tuan rumah Konperensi TIngkat Tinggi (KTT) ke-18 Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Tengok saja, tak ada upaya konkret Gubernur DKI Jakarta menata kesemrawutan lalu lintas dan membenahi kekumuhan di berbagai jalan protokol," katanya di Jakarta, Minggu.
Sebagai wakil rakyat yang juga warga Jakarta, Fayakhun Andriadi mengaku masih menahan diri, ketika Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Fauzi Bowo, sudah belasan kali gagal memenuhi janjinya menata transportasi, banjir dan kekumuhan kota.
"Tapi, kali ini makin keterlaluan. Hingga satu hari jelang hari H (Jumat, 6/5), kesemrawutan justru semakin parah. Kan kemarin macet total di berbagai lokasi, di saat para tamu KTT ASEAN mulai masuk kota," ungkapnya.
Politisi muda Partai Golongan Karya itu juga menilai perilaku pengemudi dan operator berbagai jenis angkutan kota yang semakin liar.
"Mereka dibiarkan semakin liar tanpa pembinaan dan pemberdayaan," ungkapnya.
Selain itu, menurut dia, sarana angkutan transportasi kota kelas megapolitan Jakarta juga memprihatinkan.
Banyaknya joki 3 in 1 di sekitar Senayan, yang berada di seputar kawasan lintasan para tamu KTT ASEAN, khususnya pers asing, juga memalukan, katanya.
"Lalu ada problem bagi para penumpang bus Transjakarta yang rawan pelecehan seksual, juga bus-bus yang sembarangan ngetem, di mana semua itu terjadi sekitar lokasi pelaksanaan KTT, dan lagi-lagi menurut saya, sungguh memalukan," ujarnya.
"Sungguh keterlaluan bila Pemprov membiarkan hal ini. Benar-benar menyedihkan. Sebagai wakil rakyat Jakarta, saya malu dan sedih melihatnya," ungkapnya.
Apalagi dalam momen KTT ASEAN ini, menurutnya, borok-borok itu sepertinya terus dibiarkan tidak tertata.
"Karena, hal ini dilihat secara kasat mata oleh para tamu asing," tandasnya.
Ia mengaku terpaksa mengutarakan dengan kata-kata keras, bahkan bisa dianggap kasar, demi Jakarta yang lebih baik dan bermartabat.
"Karena, Jakarta adalah rumah kita semua. `Mosok dibiarkan kumuh. Ada tamu KTT ASEAN, tetap dibiarkan semrawut," demikian kandidat doktor dari program pasca-sarjana ilmunpolitik Universitas Indonesia (UI) tersebut.
(T.M036/F002)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011