Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengucap janji kepada sang istri, Ani Yudhoyono, di tengah kesibukan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta.
Janji itu cukup singkat dan sederhana, yaitu "tidak berpidato panjang lebar". Niat SBY itu diumumkan di depan para kepala negara/pemerintahan negara-negara ASEAN dan yang mewakili, dalam acara jamuan santap malam bersama di Balai Sidang Jakarta, Sabtu malam.
"Setidaknya saya akan berpidato tidak terlalu panjang, seperti saya janjikan kepada Ibu Negara," kata Yudhoyono dalam bahasa Inggris yang disambut senyum para hadirin.
Rupanya Presiden Yudhoyono berusaha memahami kondisi fisik dan vitalitas para pemimpin negara sahabat itu. Dia melihat para sahabatnya itu telah mendengarkan sejumlah pidato selama sehari penuh mengikuti pertemuan puncak.
"Kita sudah dengar banyak pidato dan pernyataan, saya tidak akan menyia-nyiakan malam ini dengan memberikan sebuah pidato yang sangat panjang," katanya.
Menurut Yudhoyono, malam itu adalah kesempatan untuk melepas lelah dan kepenatan. Tetapi, yang lebih penting, presiden ingin para pemimpin ASEAN untuk saling mengenal dan saling memahami untuk menjalin tali persaudaraan sebagai sesama warga ASEAN.
"Malam ini kita harus saling mengenal dan berhubungan satu dengan yang lain. Saya mengundang anda untuk menikmati makanan Indonesia yang telah disediakan dan menikmati pertunjukan malam ini," kata SBY dalam bahasa Inggris.
Sesaat kemudian, getaran dawai sejumlah biola menghasilkan bunyi-bunyian yang berpadu dalam komposisi musik klasik. Komposisi itu digarap oleh musisi kenamaan, Addie MS. Musik daerah dan berbagai kebudayaan dari negara-negara anggota ASEAN juga ditampilkan malam itu.
Para pemimpin negara pun tidak mau ketinggalan. Dengan panduan pembawa acara, mereka memainkan "Marracas", sebuah alat musik yang menjadi bagian dalam perkusi dalam alunan Salsa.
Para pimpinan ASEAN menggoyangkan alat musik itu tanpa beranjak dari tempat duduk masing-masing, sambil menyesuaikan dengan tempo tembang yang didendangkan oleh kelompok musik pimpinan Addie MS.
Sejumlah pejabat tinggi dari Indonesia hadir dalam acara jamuan makan malam itu, antara lain Ketua MPR Taufik Kiemas dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan para staf khusus presiden juga hadir. Mereka menempati sejumlah meja bundar yang telah disiapkan dan dilengkapi dengan nomor sebagai penanda.
Presiden yang mengenakan kemeja batik didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono yang mengenakan kebaya berwarna coklat muda.
Agenda acara pertemuan puncak ASEAN pada hari pertama itu memang cukup padat.
Sejak pagi, sekitar pukul 08.00 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut para kepala negara/pemerintahan anggota ASEAN di Balai Sidang Jakarta.
Presiden Yudhoyono berdiri sambil menyambut setiap pemimpin negara yang datang secara bergiliran, dan menggunakan iring-iringan khusus dengan selisih waktu sekitar dua menit.
Presiden yang juga sebagai pemimpin ASEAN menyambut dan menjabat tangan setiap kepala negara/pemerintahan dan yang mewakili tersebut, serta langsung foto bersama.
Secara berurutan, pimpinan negara yang datang itu adalah Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah Mu`izzaddin Waddaulah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Dato` Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Perdana Menteri Myanmar Thein Sein, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III, Senior Minister Singapura S. Jayakumar yang mewakili Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung.
Setelah acara penyambutan, para kepala negara/pemerintahan menghadiri upacara pembukaan di "Assembly Hall" yang langsung dilanjutkan dengan rangkaian pertemuan lain.
Saat pembukaan acara, Presiden Yudhoyono didaulat untuk memberikan sambutan. Pidato itu tidak bisa dibilang singkat. Dalam pidato itu, presiden sempat menyinggung sejumlah isu yang sedang "hangat", dari masalah ketahanan pangan hingga perompak.
Setelah itu, para petinggi negara itu menghadiri sejumlah pertemuan yang, tentu saja, banyak pidato di dalamnya.
Pada hari pertama KTT itu, para pemimpin ASEAN juga menghadiri tiga pertemuan informal, yaitu pertemuan informal dengan perwakilan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), dengan perwakilan pemuda, dan dengan perwakilan organisasi masyarakat madani.
Masing-masing pertemuan informal berlangsung selama kurang lebih satu jam. Dan, lagi-lagi, pidato menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
Selain soal pidato, ada satu hal lagi yang terkait dengan Presiden Yudhoyono, yaitu lagu. Di tengah keakraban suasana santap malam, lagu ciptaan Presiden Yudhoyono mengalun. Lagu itu berjudul, "Save Our Planet".
Lagu tentang penyelamatan lingkungan itu dinyanyikan langsung oleh Elfa`s Singer. Senyum pun tersungging di bibir pada pejabat tinggi dan pimpinan negara.
Nampaknya niat presiden untuk berakrab-akrab pada malam itu benar-benar tercapai. Acara berjalan lancar dalam suasana yang tidak terlalu formal. Semua pejabat pun tersenyum, bahkan tertawa.
Sebuah pilihan tepat bila SBY memutuskan untuk berjanji untuk tidak berpidato panjang lebar, sebuah janji kepada sang istri yang kemudian diutarakan di depan orang banyak.
Selain membuat acara semakin cepat selesai, keputusan SBY itu bisa membuat para tamu bisa menikmati suasana nyaman alias tidak membosankan, penuh irama musik dan santapan lezat.(*)
F008/A041
Oleh F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011