Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengajak seluruh negara anggota ASEAN membangun perdamaian guna memperkokoh persatuan di kawasan Asia Tenggara yang dapat diupayakan melalui musyawarah seperti KTT ASEAN.
"Hal ini sesuai dengan misi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yaitu ingin menciptakan suasana yang damai dan harmonis di antara negara-negara anggota ASEAN," kata Jero Wacik kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) mengatakan hal itu di sela-sela kehadirannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta pada 7-8 Mei 2011.
Menurut Jero Wacik, kebudayaan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mewujudkan misi menciptakan suasana yang damai dan harmonis di antara negara-negara anggota ASEAN terutama kegiatan-kegiatan budaya yang dapat mendatangkan wisatawan dari satu negara ke negara ASEAN lainnya.
Menteri menjelaskan, kedatangan wisatawan dari satu negara ke negara ASEAN lain berarti akan terjadi hubungan antar masyarakat yang berbeda negara dalam berbagai kesempatan termasuk saat mereka melakukan transaksi pembelian dan penjualan suatu barang.
"Misalnya wisatawan Indonesia ke Thailand dan mereka akan membeli suvenir melalui suatu transaksi. Kemudian si calon pembeli menawar dengan harga murah, lalu kita lihat si penjual marah atau tidak. Di sini kita bisa lihat sejauh mana hubungan antara masyarakat ke dua negara. Sejauh mana mereka bersahabat," kata Jero Wacik.
Namun demikian, ibarat dalam keluarga besar, di sana ada saja persoalan-persoalan yang muncul termasuk masalah-masalah budaya, katanya, seraya menambahkan, "Bila kita ingin melakukan pertunjukan Barongsai di Indonesia tidak masalah, tapi bila hal itu dilakukan secara komersial, kita harus minta izin kepada pemilik budaya tersebut".
"Apalagi dengan negara serumpun, kita tidak perlu ribut soal budaya. Kalau Reog Ponorogo dipertunjukkan di Malaysia, ya biar saja. Tapi kalau tarian tersebut dijadikan pertunjukan komersial, mereka harus izin kepada kita," tambahnya.
Menurut menteri, yang menentukan kepemilikan hasil karya budaya suatu negara adalah UNESCO (Badan PBB yang menangani Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) yang mengeluarkan sertifikat resmi kepada negara tempat karya budaya tersebut berasal.
Karya budaya Indonesia yang telah mendapat sertifikat dari UNESCO dan menjadi warisan budaya dunia antara lain wayang, angklung, batik dan keris.(*)
(T.B005/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011