Kami juga tidak mendapat laporan dari warga setempat terkait jejak baru harimau itu.
Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam belum menemukan jejak baru harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan setelah tiga hari penghalauan, 7-9 Desember.
"Kami juga tidak mendapat laporan dari warga setempat terkait jejak baru harimau itu," kata Kepala Resor KSDA Agam Ade Putra, di Lubukbasung, Kamis.
Ia mengatakan, kamera jebak yang dipasang di lokasi sapi milik Doni (18) yang dikejar harimau, juga tidak mendapatkan gambar visual harimau itu.
Ade memprediksi harimau tersebut telah berada di dalam kawasan hutan lindung dengan jarak 450 meter, karena jejak kaki harimau menuju lokasi kawasan.
"Berkemungkinan harimau sudah berada di dalam kawasan hutan lindung, karena jejak kaki harimau menuju kawasan itu," katanya.
Dia menambahkan, Tim Resor KSDA Agam telah melakukan penanganan konflik manusia dengan harimau semenjak Selasa (7/12), setelah lima ekor sapi milik Doni (18) dan Zara (35) dikejar harimau pada Senin (6/12) pagi.
Penanganan itu berupa pemasangan kamera jebak, identifikasi jejak dan penghalauan.
"Kami meningkatkan intensitas penghalauan harimau pada malam dan siang hari," katanya pula.
Sebelumnya, Tim KSDA Agam telah menangani konflik manusia dengan satwa harimau itu dengan cara memasang dua kamera jebak di lokasi dua ekor sapi milik Rano (38) dimangsa harimau.
Setelah itu, Tim Resor KSDA Agam beserta masyarakat setempat melakukan penghalauan harimau pada malam hari.
"Setelah dilakukan penghalauan selama tiga hari, satwa sudah mengarah ke kawasan hutan lindung Agam yang berbatasan dengan Pasaman," katanya lagi.
Baca juga: BKSDA Sumbar tingkatkan penghalauan harimau dekati permukiman warga
Baca juga: BKSDA Sumbar usir harimau mangsa ternak warga Agam ke
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021