Jakarta (ANTARA News) - Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan mengharapkan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) ke-18 mendorong tumbuhnya Lembaga HAM perempuan di semua negara anggota ASEAN.

"Saya harap dengan berlangsungnya KTT ASEAN ini juga dapat mendorong timbulnya lembaga HAM atau National Human Right Institution (NHRI) di negara lain karena masih banyak ketidakadilan HAM di negara-negara Asia Tenggara," kata Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah kepada ANTARA lewat telepon.

Menurut Yuni, tidak semua negara di Asia Tenggara memiliki lembaga yang fokus pada kekerasan terhadap perempuan.

Dewasa ini negara-negara di ASEAN yang sudah memiliki lembaga HAM perempuan adalah Filipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Tapi yang independen hanya Indonesia.

Komnas Perempuan merupakan lembaga nonstruktural negara yang keberadaannya diakui sebagai satu-satunya model mekanisme HAM perempuan yang independen di dunia.

Dalam setiap mengambil keputusan, Komnas Perempuan selalu melibatkan mitra strategisnya yakni korban, organisasi perempuan, lembaga layanan dan lembaga pemerintah, untuk terus mendorong penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Semua keputusan bersifat independen dan tidak dapat diintervensi lembaga negara manapun, baik legislatif, yudikatif maupun eksekutif.

Komnas Perempuan juga terus mendorong peran negara dalam mengungkapkan kebenaran, pemulihan dan keadilan kepada perempuan korban kekerasan sehinggga kekerasan terhadap perempuan di tingkat apa saja, bisa dihilangkan.

"Komnas Perempuan juga mendukung adanya mekanisme hak asasi di negara ASEAN. Jangan sampai pengembangan ekonomi bagus, tetapi hak asasi manusia khususnya perempuan kurang diperhatikan," kata Yuni.

Yuni mengatakan, perempuan ASEAN kerap menghadapi kekerasan, perdagangan gelap manusia, kematian ibu, kemiskinan dan buruh murah.(*)

Monalisa

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011