Kami membuka pos kesehatan dan 'emergency' 24 jam. Kapan saja masyarakat butuh boleh langsung ke kamiLumajang (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) menerjunkan tujuh tenaga medis untuk membantu korban terdampak erupsi dan awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Koordinator Penanggung Jawab Posko Kesehatan ACT Melza mengatakan ketujuh tenaga medis itu terdiri dari dua dokter, tiga perawat, satu ahli gizi dan satu bidan.
"Kami membuka pos kesehatan dan emergency 24 jam. Kapan saja masyarakat butuh boleh langsung ke kami," kata Melza saat diwawancarai di Lumajang, Kamis.
Baca juga: ACT upayakan pemulihan fisik korban Gunung Semeru
Posko Kesehatan ACT terletak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, yang dilengkapi dengan ambulance prehospital dan obat-obatan lengkap.
Mereka tak hanya melayani korban yang datang ke posko kesehatan, tetapi juga mobile langsung ke tempat-tempat pengungsian untuk memberikan penanganan medis ataupun pelayanan kesehatan.
Selain itu, tenaga medis ACT juga memberikan layanan psikososial untuk anak-anak ataupun warga yang trauma terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru.
"Pengobatan tidak hanya dilakukan satu sampai dua kali, kami melakukan home visit ke rumah korban untuk memantau bagaimana kemajuan dan kesembuhan mereka," ujar Melza.
Baca juga: ACT olah 50 ton beras dan 5 ton ayam untuk penyintas Semeru
Dokter Relawan ACT Lahuda menjelaskan kondisi warga saat ini banyak mengidap sakit saluran pernapasan berupa batuk, pilek, dan sesak karena terpapar material abu vulkanik.
Bahkan, beberapa warga hingga relawan kemanusiaan ada yang mengalami luka bakar akibat terkena material awan panas.
"Semeru masih aktif, kami mengingatkan masyarakat agar selalu pakai masker, jauhi sumber asap ataupun debu dari gunung. Kemudian dari luka bakarnya, sementara jangan dekati lahar panas atau lahar dingin dari erupsi Gunung Semeru," pungkas Lahuda.
Baca juga: ACT kaji skema pemulihan ekonomi untuk korban erupsi Semeru
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021