Banjarnegara (ANTARA News) - Destiana (16), pelajar kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri I Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang hanyut di Sungai Pekacangan ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal.
Jenazah Destiana ditemukan di hilir Sungai Pekacangan, Desa Silanggar, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Purbalingga, sekitar pukul 13.00 WIB, kata petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Andri Sulistyo, di Banjarnegara, Sabtu.
Menurut dia, tim SAR gabungan dari kepolisian, TNI, Ubaloka, dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara masih mengupayakan evakuasi jasad korban.
Menurut Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Kabupaten Banjarnegara, Aris Sudaryanto, jasad korban ditemukan sekitar 15 kilometer dari lokasi kejadian di jembatan Sungai Pekacangan yang menghubungkan Desa Sidarata, Kecamatan Punggelan, dengan Desa Kasilip, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara.
"Setelah dievakuasi, jenazah akan segera kami serahkan kepada keluarga korban," katanya.
Destiana dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Pekacangan akibat terosok jembatan sungai tersebut yang putus sejak Rabu malam lalu.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Destiana hendak pulang ke rumahnya di Desa Lengkong RT 01 RW 02, Kecamatan Rakit, setelah belajar bersama di rumah salah seorang temannya di wilayah Kecamatan Punggelan.
Destiana pulang bersama saudara sepupunya, Andrianto (19), dengan berboncengan sepeda motor.
Akan tetapi saat melintas di jembatan Sungai Pekacangan yang menghubungkan Desa Sidarata, Kecamatan Punggelan, dengan Desa Kasilip, Kecamatan Wanadadi, tiba-tiba datang air bah dan menerjang jembatan tersebut hingga putus.
Destiana pun hanyut terbawa arus sungai, sedangkan Andrianto yang tercatat sebagai siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pancabakti Rakit, luka cukup parah sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara.
Sepeda motor yang digunakan korban baru dapat dievakuasi Kamis pagi (5/5) pagi.(*)
KR-SMT/A035
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011