Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengapresiasi peluncuran laman bersama dari tujuh bursa efek negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan ekuitas saham unggulan atau blue-chip di kawasan bagi para investor global.

"Ini merupakan langkah awal menuju konektivitas pasar-pasar di ASEAN,? ujar Presiden dalam pidatonya pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Balai Sidang, Jakarta, Sabtu.

Secara bersamaan, lanjut Presiden, ASEAN segera mengimplementasikan secara penuh fasilitas jaminan kredit dan investasi senilai 700 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mempromosikan stabilitas keuangan dan meningkatkan investasi jangka panjang di kawasan Asia Tenggara.

Fasilitas jaminan kredit dan investasi yang mulai beroperasi pada 2011 itu melibatkan Bank Pembangunan Asia serta tiga negara mitra ASEAN di Asia Timur, yaitu Jepang, China, dan Korea Selatan.

Selain itu, Presiden Yudhoyono juga mengapresiasi hasil kerja para menteri keuangan ASEAN yang telah merapatkan barisan menuju pembentukan dana infrastruktur ASEAN guna mendukung pembangunan infrastruktur di kawasan.

Namun, Presiden Yudhoyono mengingatkan banyak hal yang masih dilakukan bersama oleh negara-negara ASEAN guna meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi seperti memastikan agar rencana induk keterhubungan ASEAN dapat diimplementasikan secara efektif.

"Dalam kaitan ini, Indonesia tengah menyelesaikan Master Plan Percepatan dan Perluasan koridor ekonomi di Indonesia guna mempercepat pembangunan enam koridor ekonomi di Indonesia," tuturnya.

Dalam pidatonya sebagai Ketua ASEAN, Presiden menyampaikan keyakinannya bahwa rencana induk percepatan dan perluasan ekonomi Indonesia yang akan mengembangkan perekonomian serta keterhubungan intra-Indonesia itu sejalan dengan rencana membangkitkan perekonomian ASEAN dan mempercepat pembangunan konektivitas ASEAN.

Seiring dengan berkembangnya kawasan ASEAN yang semakin dinamis, Presiden Yudhoyono juga mengajak sepuluh negara di Asia Tenggara untuk mengembangkan perdagangan, investasi, dan pariwisata untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011