Kupang (ANTARA News) - Aloysius Tabesi, salah seorang warga Desa Tauptah, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jumat, menemukan sekitar 182 pucuk senjata api laras panjang di tengah longsoran yang tak jauh dari kediamannya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU) AKP Jun Jun Junirahmadi ketika dikonformasi wartawan membenarkan adanya penemuan senjata api laras panjang tersebut yang diduga kuat merupakan peninggalan koloni Belada semasa perang dunia II.
"Untuk sementara, kami sudah mengamankan dengan memberi garis polisi (police line) di lokasi penemuan, dan selanjutnya akan dibawa ke markas Polres TTU di Kefamenanu, ibu kota Kabupaten TTU, sekitar 200 km timur Kupang," katanya menambahkan.
Ia menambahkan pihaknya belum mengetahui secara pasti jenis senjata api tersebut, karena masih harus berkoordinasi dengan pihak Gegana untuk mengidentifikasi jenis senjata api yang ditemukan warga Desa Tauptah itu.
Menurut pengakuan Aloysius Tabesi lebih dari seratus pucuk senjata api yang ditemukan itu saat dirinya tengah mencari sirih pinang di kebun belakang rumahnya yang sebagiannya longsor akibat tergerus banjir dengan kedalaman berkisar antara 5-7 meter.
"Senjata-senjata itu muncul di tengah reruntuhan tanah itu. Saya kemudian mengambil dan mencucinya kemudian membawa ke rumah," katanya.
Ia menduga senjata api tersebut merupakan peninggalan Belanda semasa perang dunia II ketika diberlakukan genjatan senjata sehingga senjata-senjata tersebut dikuburkan.
Senjata dengan laras sepanjang satu meter berdiameter 1,0 centimeter sebanyak 67 pucuk, sedang senjata dengan ukuran laras sekitar 55 centimeter berdiameter 3,0 centimeter sebanyak 19 pucuk serta sisanya tidak jelas ukurannya karena sudah lapuk termakan usia. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011