Bengaluru (ANTARA) - Harga emas turun tipis di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena dolar dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS menguat menjelang data inflasi utama yang dapat memberikan petunjuk tentang langkah kebijakan Federal Reserve berikutnya.
Harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 1.784,50 dolar AS per ounce pada pukul 02.36 GMT. Sementara di pasar spot harga emas datar diperdagangkan di 1.782,65 dolar AS per ounce,
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melayang mendekati level tertinggi sejak 29 November yang dicapai pada Rabu (8/12/2021).
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya menguat 0,1 persen, lebih lanjut membebani emas karena membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS akan dirilis pada Jumat (10/12/2021), dan para ekonom dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan IHK November sebesar 0,7 persen.
Baca juga: Emas naik tipis karena dolar melemah, investor tunggu data inflasi AS
The Fed AS akan menaikkan suku pada kuartal ketiga tahun depan, lebih awal dari yang diperkirakan sebulan yang lalu, menurut ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yang sebagian besar mengatakan risikonya adalah bahwa kenaikan suku bunga datang lebih cepat.
Inflasi zona euro akan memakan waktu lebih lama untuk kembali ke target daripada yang diperkirakan sebelumnya, tetapi sejauh ini tidak ada bukti bahwa harga-harga tinggi tertanam dalam upah, Wakil Presiden ECB Luis de Guindos mengatakan pada Rabu (8/12/2021).
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak dikenakan suku bunga.
Pembukaan pekerjaan AS melonjak pada Oktober sementara perekrutan menurun, menunjukkan kekurangan pekerja yang memburuk, yang dapat menghambat pertumbuhan lapangan kerja dan ekonomi secara keseluruhan.
Harga logam mulia lainnya di pasar spot, perak turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 22,34 dolar AS per ounce. Platinum turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 954,51 dolar AS, sementara paladium naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.862,90 dolar AS.
Baca juga: Rupiah terus menguat, ditopang cadangan devisa naik dan Omicron mereda
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021