Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika mengunjungi Balai Sidang Jakarta pada Jumat sore untuk memeriksa kesiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN sempat kecewa dengan fasilitas ruang pertemuan tingkat menteri di ruang Cendrawasih.
Ketika duduk di meja pimpinan sidang, Presiden yang melakukan inspeksi didampingi oleh Ani Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono mencoba mikrofon yang berada di atas meja.
Namun suara yang keluar amat pelan sehingga Presiden bertanya, "Mana suaranya?"
Tak berhenti pada urusan mikrofon, Kepala Negara yang mengenakan setelan safari bewarna abu-abu langsung memeriksa meja di hadapannya.
Ia sempat mengetuk-ngetuk meja triplek berbingkai besi yang ditutupi dengan taplak bewarna hitam itu.
Tak berapa lama, Presiden pun kembali bertanya, "Tidak ada meja yang bagusan?"
Tanpa menunggu jawaban, Presiden pun bertanya kembali, "Ini siapa yang bertanggung jawab?"
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi pun langsung memberikan penjelasan kepada Presiden. Dan Presiden tanpa memberikan tanggapan langsung meninggalkan ruangan yang telah digunakan untuk pertemuan tingkat menteri ASEAN sejak Kamis 5 Mei 2011 itu.
Presiden Yudhoyono cukup detail memeriksa ruang demi ruang yang berada di balai sidang sebelum pelaksanaan KTT ASEAN pada 7-8 Mei 2011.
Di ruang yang disiapkan untuk upacara pembukaan, Presiden sampai mengukur jarak kursi yang disiapkan untuk kepala negara dan memerintahkan jarak antarkursi untuk direnggangkan.
Ia pun memeriksa pencahayaan lampu di atas panggung dan beberapa fotografer mencoba untuk memotret yang ternyata menghasilkan efek "back light".
Presiden Yudhoyono yang didampingi menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu II termasuk Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Kapolri Timur Pradopo berada sekitar dua jam di Balai Sidang.
Ia juga sempat menggelar rapat terbatas untuk mendengarkan paparan menteri-menteri terkait tentang kesiapan KTT ke-18 ASEAN.
Namun sayangnya, Presiden dan rombongan tidak sempat meninjau ruang media yang dua hari terakhir mendatangkan protes dari wartawan karena sempit dan bocor apabila turun hujan.(*)
(T.D013/H-KWR)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011