Garut (ANTARA News) - Banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Garut bagian selatan, Jawa Barat, meluas menjadi tiga daerah Kecamatan, yaitu di Pameungpeuk, Cibalong dan Cikelet, Jumat malam.
Informasi yang dihimpun dari tiga kecamatan tersebut dilaporkan telah merendam kurang dari seribu rumah penduduk dan puluhan hektare areal pertanian milik warga, akibat hujan deras yang terjadi di kawasan tersebut sejak Jumat sore.
Bencana banjir dengan ketinggian antara satu hingga dua meter yang terjadi di pesisir pantai laut selatan Jawa Barat tersebut, telah merobohkan beberapa tiang listrik serta merendam trafo dan gardu sehingga aliran listrik di daerah tersebut padam.
Salah seorang warga Desa/Kecamatan Cikelet yang rumahnya terendam banjir, Ridwan (45) mengatakan selain dikabarkan daerah Pameungpeuk dan Cibalong banjir, beberapa rumah di Kecamatan Cikelet juga terendam banjir.
Menurut dia banjir telah merendam sekitar lima ratusan rumah di tiga desa, Kecamatan Cikelet, membuat seluruh warga disibukkan guna menyelamatkan barang-barang berharga di rumahnya masing-masing.
Bencana banjir yang datang secara tiba-tiba setelah turun hujan deras, dijelaskannya akibat meluapnya Sungai Cipasarangan disertai ranting kayu.
"Warga sekarang ada yang mengungsi ke dataran tinggi dan ke desa lain, karena takut terendam banjir," kata Ridwan.
Sementara itu, Camat Cibalong, Dikdik, wilayahnya dilanda banjir bandang dan belum diketahui berapa jumlah rumah penduduk yang terendam banjir.
"Yang pasti, banjir melanda dua dusun di Dusun Cibarengkok dan Cibera, Desa Karyasari diketahui sekitar 50 rumah yang terendam, dan belum ada laporan korban jiwa," kata Dikdik.
Secara terpisah Kapolsek Pameungpeuk, Kompol Khaswendi menjelaskan banjir bandang di wilayahnya akibat luapan air Sungai Cipalebuh, menyebabkan Jalan Sukapura, Desa Mendalakasih terendam setinggi lutut orang dewasa.
"Banjir seperti ini sering terjadi, tapi tidak separah sekarang," katanya yang belum mengetahui jumlah rumah yang terendam banjir dan ada atau tidaknya korban jiwa. (FPM/R010/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011