Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyatakan ribuan rumah tahan gempa mulai Mei 2011 hingga akhir 2012 siap dibangun di daerah terkena dampak erupsi Merapi 2010 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah.
"Ribuan rumah itu terdiri 2.682 unit di DIY- Sleman dan 602 unit di Jateng yakni Kabupaten Magelang 436 unit dan Klaten 166 unit ," kata Kasubdit Perencanaan Teknis, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Adjar Prayudi, menjawab pers di sela kunjungan kerjanya ke Yogyakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, rekonstruksi rumah tersebut dilakukan secara bertahap melalui program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas (Rekompak) yang didanai oleh Java Reconstruction Fund (JRF).
"Hibah dari JRF sebesar 3,5 juta dolar AS dan ditambah dari PNPM Support Facility 11,5 juta dolar AS serta anggaran BNPB Rp61,6 miliar," katanya.
Program Rekompak akan diawali pada Mei-Juni tahun ini kepada 27 rumah di Sleman melalui relokasi mandiri atau di tanah milik sendiri, terutama lokasi baru di luar Kawasan Rawan Bencana 3 yang dilarang pemerintah ke lokasi aman lainnya.
"Seluruh proses rekonstruksi akan diawasi para konsultan lapangan agar standar rumah tahan gempa benar-benar terwujud, misalnya besi yang digunakan besi 12 full dan campuran semen pasir 1:4," katanya.
Nilai bantuan per unit rumah per kepala keluarga adalah Rp30 juta dan tipe minimal adalah tiga enam dan tipe 45. Terhadap pilihan di atas nominal Rp30 juta, ditanggung oleh pemilik rumah.
Ia menegaskan, bantuan dana rumah, bukan kompensasi terhadap kerusakan akibat bencanaa, tetapi stimulan untuk membantu mempercepat pemulihan kondisi permukiman masyarakat.
Tidak hanya itu, sebelumnya pemerintah juga telah menyiapkan program padat karya untuk untuk pemulihan lingkungan di 39 kelurahan terkena dampak erupsi Merapi 2010 dan hingga April tahun ini realisasi fisiknya mencapai 63 persen.
"Dari dana yang disiapkan dari Rp5,2 miliar, baru terserap Rp4,7 miliar. Dana sebesar ini terserap Rp2,1 miliar untuk Jateng dan Rp3,1 miliar untuk DIY," kata Kepala Proyek Manajemen Unit Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Ditjen Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Didiet Arief A.
Dana padat karya bersumber dari hibah Bank Dunia yang dikumpulkan dari lembaga donor yang tergabung dalam PNPM "Support Facility" (PSF).
Program padat karya sendiri dimulai pada Februari hingga April 2011 dan telah diperpanjang hingga Juni 2012. "Usulan perpanjangannya sedang dikoordinasikan dengan Menko Kesra," katanya. (E008/M012/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011