Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Sepak Bola Indonesia Bambang Waluyo Wahab mengatakan, Agum Gumelar selaku Ketua Komite Normalisasi merupakan benteng terakhir kelangsungan sepak bola Indonesia setelah PSSI dibawah kepengurusan Nurdin Halid dilengserkan.
Jika semua keputusan yang ditelah dikeluarkan oleh Komite Normalisasi atas dasar putusan FIFA itu dilanggar oleh bakal calon yang gugur dalam pencalonan, kemungkinan besar Indonesia akan mendapatkan sanksi tegas dari federasi sepak bola dunia itu.
"Sanksi FIFA telah di depan mata jika Komite Banding meloloskan George Toisutta dan Arifin Panigoro. Padahal Komite Normalisasi telah jelas-jelas melarang untuk melakukan banding," kata Bambang Waluyo pada seminar sepak bola "Mau Dibawa Kemana Sepakbola Indonesia" di Wisma ANTARA, Jumat.
Menurut dia, peran Komite Normalisasi untuk menggugurkan pencalonan George Toisutta sudah tepat karena kedua calon tersebut telah dilarang oleh FIFA sesuai dengan keputusan Komite Banding pada masa PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid.
Surat FIFA tertanggal 4 dan 21 April (bukan Mei seperti berita terdahulu) menyatakan larangan bagi keempat bakan calon yang dua di antaranya adalah George Toisutta dan Arifin Panigoro. Surat 21 April merupakan penegasan setelah Agum Gumelar kembali mempertanyakan status dari bakal calon tersebut.
"Jika sanksi FIFA itu turun maka banyak pihak yang dirugikan termasuk para pemain yang berharap bisa bertanding di kancah internasional," katanya menambahkan.
Indonesia jika mendapatkan sanksi dari FIFA maka tidak bisa melakukan pertandingan internasional. Kondisi itu jelas merugikan, apalagi Indonesia pada November yang akan datang menjadi tuan rumah SEA Games 2011.
Jika sanksi turun timnas sepak bola tidak bisa diturunkan pada ajang terbesar di Asia Tenggara itu. Padahal sepak bola Indonesia saat ini berada pada masa keemasan meski hanya bisa menjadi peringkat dua Piala AFF 2010 lalu.
"Jika dikenai sanksi tidak ada lagi Garuda di Dadaku. Jadi kami berharap kepada semuanya untuk mematuhi aturan yang ada agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi dari FIFA," katanya dengan tegas.
Seminar sepak bola dengan tema "Mau Dibawa Kemana Sepak Bola Indonesia" juga menghadirkan Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar. Mantan Ketua PSSI itu bahkan memberikan saran pada pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro yang tetap ngotot melakukan banding.
Saran yang diberikan mantan Ketua Umum PSSI itu adalah, pertama membentuk tim khusus yang bertugas melakukan banding ke FIFA untuk melakukan lobi terkait dengan pencalonan yang dilakukan serta menanyakan putusan FIFA yang selama ini telah diputuskan.
Berdasarkan putusan FIFA pada 4 dan 21 April, telah ditetapkan empat bakal calon yang di antaranya George Toisutta dan Arifin Panigoro dilarang ikut dalam pencalonan baik Ketua Umum, Wakil Ketua Umum maupun Anggota Komite Eksekutif PSSI.
Saran yang kedua adalah melaporkan keputusan tersebut ke badan arbitrase atau badan peradilan olahraga dunia. Dengan memasukkan kasus yang terjadi pada badan arbitrase maka bisa diketahui dengan jelas hasilnya.
"Jika semuanya tidak bisa dilakukan, maka langkah ketiga adalah menerima dengan legowo semua keputusan FIFA demi kebaikan dan kemajuan sepakbola nasional," kata Agum Gumelar pada seminar olahraga itu.(*)
(T.B016/F005/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011