Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pengawalan cuaca akan dilakukan di tempat penyeberangan ramai seperti Pelabuhan Merak-Bakaheuni Selat Sunda, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Selat Bali dan Selat Lombok.
"Kami mengawal ketat dengan memasang radar maritim untuk memonitor kecepatan dan arah arus yang termasuk juga gelombang tinggi. Dari monitoring ini akan diketahui perkembangan kondisi arus dan gelombang tiap menit," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Dwikorita menjelaskan informasi dari radar maritim tersebut akan bertaut dan masuk ke komputer atau server para operator penyeberangan di tempat tersebut.
Baca juga: BMKG Jembrana peringatkan potensi gelombang besar di Selat Bali
Baca juga: Faktor arus siklonik di Filipina jadi penyebab hujan
Sehingga dengan monitoring yang terus-menerus, jika adanya sinyal gejala gelombang tinggi yang akan menguat, hal tersebut akan terdeteksi, kata dia.
"Yang kami sampaikan sebelumnya adalah Prakiraan mulai dari tiga hari sebelumnya sampai satu hari sebelumnya. Prakiraan ini bisa berubah sewaktu-waktu jika ada fenomena yang mendadak," kata Dwikorita.
Dia mengatakan upaya tersebut telah dilakukan sebelumnya, dan diharapkan dapat mendeteksi fenomena alam sejak dini agar dapat disampaikan langkah-langkah, atau diputuskan oleh pihak operator sebagai langkah-langkah pengamanan.*
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi cuaca ekstrem saat arus balik
Baca juga: BMKG: Cuaca di Jateng bagian selatan cerah berawan saat Idul Fitri
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021