Semarang (ANTARA News) - Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Jembatan Lemah Gempal, Kota Semarang, Jawa Tengah, menemukan sesuatu yang mereka sebut "jenglot" atau figur kecil mirip manusia.

Jenglot itu ditemukan di tepi Sungai Banjir Kanal Barat, Jumat. Saat ditemukan warga, jenglot setinggi 60 centimeter dengan rambut panjang terurai melebihi tinggi badannya terbungkus kain hitam dan tersangkut bebatuan di tepi sungai.

Jenglot tersebut juga mempunyai tangan dan kaki, berkuku panjang sekitar 20 cm, memiliki dua taring ke atas di bagian mulut bawah, bagian kepala menyerupai kepala binatang babi, permukaan tubuh kasar dan gelap, serta mengeluarkan bau seperti benda terbakar.

Menurut keterangan Ariyanto (56), warga Jalan Lemah Gempal Nomor 49 Semarang, bungkusan kain berisi jenglot berukuran cukup besar itu sebenarnya telah dilihat dirinya dan Nuryono (44), warga Jalan Puspanjolo Selatan Raya I pada Kamis (5/5) sore.

"Saat hendak pulang usai memancing di Sungai Banjir Kanal Barat, saya dan Nuryono sudah melihat bungkusan hitam di tepi sungai namun waktu itu kami tidak berani membuka," katanya.

Kedua saksi yang penasaran kemudian mengajak sejumlah warga di sekitar Jembatan Lemah Gempal mendatangi lokasi terdapatnya bungkusan kain hitam untuk mengetahui isinya pada Jumat (6/5) sekitar pukul 06.30 WIB.

"Setelah saya buka dengan disaksikan sejumlah warga, ternyata bungkusan kain hitam tersebut berisi jenglot berukuran cukup besar," ujarnya.

Warga akhirnya sepakat melaporkan penemuan jenglot itu ke petugas Kepolisian Resor Kota Besar Semarang untuk mengindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Arus lalu lintas di sekitar penemuan jenglot sempat tersendat karena banyaknya warga yang ingin menyaksikan jenglot langsung sebelum dibawa polisi ke Mapolrestabes Semarang.

Salah seorang petugas kepolisian Hartanta, mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengaitkan penemuan jenglot ini dengan hal-hal mistis karena ada kemungkinan benda yang ditemukan warga tersebut merupakan buatan manusia dengan tujuan tertentu.
(KR-WSN/M028)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011