Seharusnya pada daerah-daerah tersebut memiliki pembatas antara perairan dengan daratan
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut terjadinya banjir pesisir atau rob di Kota Manado, Sulawesi Utara dipengaruhi letak garis pantai yang seamless.

Garis pantai seamless, artinya garis pantai tersebut tidak ada batasnya, sehingga langsung menjadi bagian dari sebuah kota yang terletak di pinggir pantai.

"Manado akan sangat berdampak karena ini seamless antara pantai dengan wilayahnya," ujar Deputi Meteorologi BMKG Guswato dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Rabu.

Guswanto mengatakan hal tersebut menyebabkan gelombang tinggi dapat mendorong air laut menuju ke daratan. Dalam kasus ini, air laut sampai masuk ke dalam pusat perbelanjaan yang terletak persis di pinggir pantai, maupun menyebabkan wilayah lainnya terendam.

"Seharusnya pada daerah-daerah tersebut memiliki pembatas antara perairan dengan daratan. Misalnya menggunakan beton maupun tanaman penahan abrasi," katanya.

Baca juga: BMKG peringatkan gelombang tinggi di Manado tiga hari kedepan

Baca juga: BMKG: Angin kencang picu gelombang tinggi kawasan bisnis Manado.


Sementara Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo mengatakan prediksi BMKG hingga tiga hari ke depan, wilayah perairan Manado memiliki gelombang sangat tinggi berkisar 4-6 meter. Kemudian jika bergerak ke garis pantai bisa tereduksi menjadi 1,5-2 meter.

"Inilah yang berdampak ketika bersamaan dengan fase pasang air lautnya. Jadi tidak setiap saat hanya di fase pasang air laut saja, sehingga ketika dorongan gelombang laut pada saat pasang akan bisa masuk ke daratan," ujar Eko.

Sebelumnya, banjir rob terjadi di wilayah Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Peristiwa yang terjadi pada Selasa (7/12) pukul 18.00 WITA berdampak pada 34 kepala keluarga (kk) atau 113 jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado melaporkan tidak ada warga yang mengungsi akibat peristiwa tersebut.

Banjir rob merendam tiga kelurahan di tiga kecamatan yaitu, Kelurahan Titiwungen Selatan di Kecamatan Sario, Kelurahan Karangria di Kecamatan Tuminting, dan Kelurahan Malalayang di Kecamatan Malalayang.

Banjir rob juga menimpa salah satu pusat perbelanjaan Mega Mall Manado membuat beberapa kendaraan yang terparkir di pinggir kawasan tersebut terkena hempasan ombak. Selain itu, 21 unit rumah warga juga ikut terdampak.

Laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, Selasa (7/12) pukul 21.59 WIB, kondisi banji rob sudah mulai berangsur surut. Hal itu seiring dengan surutnya air laut.

Baca juga: Warga pesisir Sulut-Gorontalo diingatkan waspadai potensi banjir rob

Baca juga: BMKG: Potensi terjadi rob pada 8-10 Desember di sejumlah wilayah

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021