supaya mengurangi hal yang sifatnya egosentris
Jakarta (ANTARA) - Kapolres Metro Jakarta Barat meminta seluruh atribut organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang terpasang di sejumlah tempat diturunkan agar masyarakat paham hidup berpancasila.
"Simbol tersebut diturunkan supaya mengurangi hal yang sifatnya egosentris karena kita tinggal di daerah berdasarkan Pancasila, tidak boleh ada yang lebih tinggi dari merah putih," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Ady Wibowo saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dengan demikian, katanya, tidak ada kesan egosentris atau arogan antar ormas yang bisa memberikan rasa tidak aman kepada warga sekitar.
Maka dari itu, lanjutnya, pihak kepolisian sudah berkomunikasi dengan seluruh pimpinan ormas agar mau menurunkan atribut yang terpasang di sejumlah tempat.
Ady memperkirakan saat ini sudah ada 50 pos ormas yang telah dialihfungsikan sebagai fasilitas warga dan ratusan bendera sudah diturunkan oleh para anggota ormas masing-masing.
Baca juga: Polisi ubah posko ormas jadi rumah ibadah
"Saya sangat apresiasi dari teman-teman ormas secara keinginan menurunkan atribut tersebut," jelas Ady.
Ady berharap upaya bisa membuat semua ormas di wilayahnya kompak dalam menjaga keamanan dan ketentraman warga.
Sebelumnya, beberapa wilayah di Jakarta Barat sudah melakukan penurunan atribut ormas, salah satunya di kawasan Tambora.
Hal tersebut dilakukan guna mencegah adanya gesekan antar ormas dan menggunakan posko lebih bermanfaat bagi warga.
"Sebanyak 10 titik posko atau gardu telah dilakukan penertiban oleh masing-masing ketua ormas secara kesadaran sendiri," kata Kapolsek Tambora Kompol Faruk Rozi.
Baca juga: Pemkot Jakbar tindaklanjuti temuan maraknya bendera ormas di Kembangan
Faruk mengatakan pihak pengurus ormas yang secara mandiri mengecat posko dan menurunkan atribut, seperti bendera, serta spanduk.
Selain itu, Faruk juga mengimbau seluruh pengurus ormas yang ada di kawasan Tambora untuk bekerja sama menjaga keamanan warga dan mengharapkan kehadiran ormas memberikan rasa aman bagi warga.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021