Yogyakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menilai Kota Yogyakarta telah memiliki aksi nyata yang fokus dalam upaya melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, seperti yang dinyatakan World Bank`s Indonesia Country Director Stefan Koeberle di Yogyakarta, Kamis.
"Sebagai Kota Budaya dan Kota Pendidikan, Yogyakarta telah mempelopori Kota Berketahanan Iklim. Sedang wilayah lain, justru lebih sering berdebat tentang perubahan iklim dan siapa yang bertanggung jawab," kata Koeberle di "Workshop Rencana Aksi Daerah Kota Berketahanan Iklim" di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, Yogyakarta telah menunjukkan inisiatif yang sangat baik dalam menggerakkan semua pihak terkait seperti pemerintah, aktivis lokal, pengusaha, dan akademisi untuk melakukan aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim.
Sejumlah program yang dinilai baik dalam menghadapi perubahan iklim di antaranya adalah pembuatan ruang terbuka hijau di perkampungan, atau upaya untuk perbaikan kualitas air tanah.
"Yogyakarta berhasil mengubah seluruh kegiatan ini menjadi sebuah aksi dari masyarakat," lanjutnya.
Melalui kegiatan tersebut, Koeberle berharap, peserta dapat menggali gagasan-gagasan untuk mengembangkan aksi nyata dalam menghadapi perubahan iklim seperti menata permukiman, penghematan energi, efisiensi transpotasi
perkotaan, dan agenda pembangunan kota yang lain.
Bank Dunia, lanjut dia, akan selalu memberikan dukungan melalui berbagai cara, seperti investasi atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) perkotaan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti ketika membuka kegiatan tersebut mengatakan, dampak perubahan lingkungan dan iklim tidak lagi dipandang sebagai persoalan lingkungan hidup, namun juga sangat terkait dengan strategi pembangunan yang berkelanjutan.
"Sehingga diperlukan rencana aksi pembangunan yang akomodatif agar berbagai ancaman perubahan lingkungan tidak berpengaruh pada stabilitas ekonomi, sosial, dan politik negara, regional, serta global," katanya.
(E013)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011