Kita melibatkan masyarakat setempat
Lubukbasung, (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam meningkatkan intensitas penghalauan Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang masuk permukiman warga Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia.
"Biasanya kami hanya melakukan penghalauan pada malam hingga dini hari, namun saat ini intensitas penghalauan kita tingkatkan dengan melakukannya pada pagi sampai sore hari," kata Kepala Resor Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Rabu.
Ia mengatakan penghalauan pada malam hari dilakukan di sekitar permukiman warga. Sementara untuk penghalauan siang hari dilakukan sampai batas kawasan hutan lindung.
"Kita melibatkan masyarakat setempat saat menghalau harimau dan penghalauan dilakukan selama empat hari," katanya.
Ia menambahkan keberadaan harimau berada sekitar permukiman warga dengan jarak sekitar 300 sampai 400 meter.
Ini berdasarkan jejak kaki yang ditemukan setelah Tim Resor KSDA Agam melakukan identifikasi lapangan pada Selasa (7/12), setelah KSDA Agam menerima laporan bahwa lima ekor sapi milik warga milik Doni (19) dan Zara (35) dikejar harimau, Senin (6/12).
"Kita menemukan jejak kaki harimau yang masih baru di lahan perkebunan warga. Kita juga memasang kamera jebak di lokasi sapi dikejar harimau," katanya.
Dari jejak kaki, harimau Sumatera berjenis kelamin jantan dengan usia sekitar dua tahun atau berusia remaja.
Sebelumnya, Tim KSDA Agam telah menangani konflik manusia dengan satwa jenis harimau dengan cara memasang dua kamera jebak di lokasi dua ekor sapi milik Rano (38) dimangsa harimau.
Setelah itu, Tim Resor KSDA Agam beserta masyarakat setempat melakukan pengusiran harimau pada malam hari.
"Setelah dilakukan pengusiran selama tiga hari, satwa sudah mengarah ke kawasan hutan lindung Agam yang berbatasan dengan Pasaman," katanya.
Baca juga: BKSDA Sumbar usir harimau mangsa ternak warga Agam ke
Baca juga: BKSDA Sumbar menggagalkan transaksi gelap satwa dilindungi
Baca juga: BKSDA bentuk Tim Pagari dukung nagari Ramah Harimau di Agam
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021