Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono optimistis Indonesia akan masuk dalam kelompok 10 negara ekonomi terbesar di dunia, sekalipun tidak menyebutkan dengan pasti kapan hal itu akan terwujud.
"Indonesia sekarang berada di peringkat 17 perekonomian terbesar di dunia. Namun, target kami adalah masuk dalam 10 besar," kata Presiden dalam pembukaan Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Bisnis Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan Uni Eropa (EU) di Balai Sidang Jakarta, Kamis.
Presiden menegaskan bahwa optimisme Indonesia itu salah satunya didukung prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebutkan jika ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Australia dalam waktu kurang dari satu dasawarsa.
Kepala Negara kemudian menyebutkan indikator-indikator ketahanan ekonomi Indonesia, antara lain di saat dunia masih berjuang untuk pulih dari krisis, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4.5 persen pada 2008, dan 6.1 persen pada 2010.
"Tahun ini kami menargetkan sekitar 6,3 persen. Dan, bahkan ada prediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 7.7 persen pada 2014" katanya.
Ekpor Indonesia, kata Presiden, diperkirakan mencapai hampir sekitar 200 miliar dolar Amerika Serikat (AS) tahun ini atau meningkat dua kali lipat dari tahun 2006.
Sementara itu, Kepala Negara juga mengemukakan bahwa cadangan devisa Indonesia lebih dari 100 miliar dolar AS, atau yang tertinggi dalam sejarah nasional.
"Setelah adanya tekanan akibat kenaikan harga pangan tahun lalu, kami berhasil menjaga inflasi," katanya.
Menurut Presiden, inflasi dalam empat bulan pertama adalah 0.39 persen atau 6.16 persen per tahun.
"Kami juga menjaga dengan hati-hati kebijakan fiskal, dengan defisit dibawah 2 persen," ujar Presiden.
Menurut Presiden Yudhoyono, keberhasilan Indonesia menjaga ekonominya di tengah krisis keuangan global, antara lain karena adanya dukungan kuat dari stabilitas demokrasi di dalam negeri.
"Sebuah demokrasi yang telah menciptakan stabilitas politik. Demokrasi yang telah memungkinkan adanya kebebasan berpendapat dan media, yang juga merujuk pada transparasi dan akuntabilitas sistem pemerintahan," kata Kepala Negara.
Presiden Yudhoyono juga mengatakan bahwa dalam 20 tahun Indonesia akan memasuki periode "bonus demografi", yaitu kondisi di mana penduduk usia produktif jauh lebih banyak dengan angka ketergantungan dibawah 0,5 persen.
Indonesia, kata Presiden, juga memiliki pasar kelas menengah terbesar di Asia Tenggara dengan separuh penduduknya tinggal di perkotaan.
Pada akhir pekan ini, 7-8 Mei, para pemimpin tertinggi Asia Tenggara akan melakukan pertemuan puncak ASEAN untuk membahas isu-isu kawasan dan global yang menjadi kepentingan bersama, sejumlah isu yang mengemuka antara lain adalah upaya mempercepat terciptanya masyarakat ASEAN 2015. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011