London (ANTARA News) - Konflik bersenjata di Libya yang merembet hingga memasuki perbatasan Tunisia menjadikan upaya evakuasi warga negara Indonesia (WNI) menemui banyak hambatan, sehingga perlu bekerja sama dengan pihak Thailand.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tunis melakukan kerjasama dengan Kedubes Thailand ibukota Libya, Tripoli, untuk saling mendukung dalam mengevakuasi warga kedua negara dari Libya, demikian keterangan pers KBRI Tunis yang diterima ANTARA London.
Kedutaan Thailand di Tripoli kini membuka posko perlindungan warganya di Jerba, kota pulau di Tunisia yang berjarak sekitar tiga jam dari perbatasan dengan Libya.
Hal yang sama dilakukan KBRI Tunis yang telah membuka pos komando (posko) di kota tersebut sejak ditutupnya KBRI Tripoli pada tanggal 27 Maret 2011.
Kesepakatan saling dukung tersebut selain mencakup upaya bantuan evakuasi WNI dari Libya, juga bantuan dalam melakukan pelacakan secara langsung di Libya untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada KBRI Tunis dilakukan kedua kedubes tersebut sesuai pertemuan dubes RI dan Thailand di Jerba, Tunisia, baru baru ini.
Kedua negara membuat kesesepakatan tersebut mencakup perlindungan dan bantuan bagi warga kedua negara di negara akreditasi masing-masing.
Dubes Thailand untuk Libya, Opas Chantarasap, sepakat untuk membantu evakuasi WNI dari Libya dan melakukan perlindungan terhadap WNI yang berada di Libya, dengan bantuan staf kedubes Thailand yang masih berada di Tripoli.
Di lain pihak, KBRI Tunis akan membantu dan melindungi warga Thailand yang dievakuasi ke Tunisia, mengingat Thailand tidak memiliki Kedutaan Besar di Tunisia. KBRI Tunis juga akan membantu menjaga aset milik Kedubes Thailand yang dititipkan di Tunisia, termasuk di antaranya kendaraan-keandaraan dinas Kedubes Thailand.
Kesepakatan tersebut juga dilakukan dalam kerangka upaya Indonesia untuk memperkuat peran ASEAN di kawasan, di mana saat ini Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN.
Upaya yang diprakarsai Dubes RI untuk Tunisia, Muhammad Ibnu Said, itu dilakukan guna meningkatkan implementasi kerjasama di bidang konsuler dan perlindungan warga negara anggota negara-negara ASEAN.
Terkait dengan implementasi kerjasama perlindungan warga antar negara ASEAN ini, KBRI Tunis juga telah membantu warga Filipina yang dievakuasi ke Tunisia.
Bantuan tersebut mancakup bantuan kekonsuleran bagi warga Filipina sebelum dipulangkan ke negaranya, serta bantuan pengurusan bagi mahasiswa Filipina yang ingin meneruskan studinya ke perguruan tinggi di Tunisia.
Kebijakan tersebut dilakukan karena Indonesia adalah satu-satunya negara anggota ASEAN yang memiliki kedutaan besar di Tunisia.
Dubes Ibnu Said mengharapkan kerjasama saling dukung tersebut dapat semakin mempererat kerjasama ASEAN di masa mendatang, khususnya dalam hubungan yang bersifat orang perseorangan (people-to-people contact).
Hasil dari kesepakatan tersebut tercermin juga pada evakuasi lima orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia dari Libya ke Tunisia pada hari Selasa lalu, yang turut dimonitor oleh staf Kedubes Thailand di Tripoli.
Mereka dievakuasi dengan menggunakan kendaraan yang disewa KBRI Tunis, yang dikendarai sendiri oleh Muhammad Abdul Hafiz (pemilik gedung KBRI Tripoli) karena tidak ada sopir yang berani membawa TKW ke perbatasan Tunisia-Libya akibat makin memburuknya kondisi keamanan di perjalanan.
Kelima TKW selanjutnya dijemput staf KBRI Tunis yang menunggu di pos imigrasi perbatasan Tunisia-Libya, di daerah Ras Jedir. Kelima TKW tiba masuk ke Tunisia sekitar pukul 16.00 waktu setempat, setelah melalui pemeriksaan yang memakan waktu lebih dari tiga jam di pos perbatasan Libya dan Tunisia.
Saat ditanya kesan mereka setelah memasuki wilayah Tunisia, kelima TKW menyatakan rasa syukur keluar dengan selamat setelah melalui hari-hari yang mencekam di Libya. Mereka memutuskan untuk mengungsi karena situasi di tempat bekerja di Tripoli yang sangat membahayakan jiwa dan bahkan dua dari mereka sudah ditinggal lari oleh majikannya.
(Tx. H-ZG)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011