Pamekasan (ANTARA News) - Ketua Komisi Garam Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Amiril menyatakan, petani garam tidak mempersoalkan tentang kebijakan impor garam yang dilakukan pemerintah kali ini.
"Karena faktanya produksi garam rakyat di Pamekasan secara khusus dan Madura pada umumnya pada musim produksi garam kemarin itu kan gagal," kata Amiril kepada ANTARA, Rabu malam.
Hanya saja, sambung Amiril, impor garam yang dilakukan oleh pemerintah harus sesuai dengan kebutuhan garam konsumsi yang dibutuhkan. Sebab, jika impor garam melebihi kebutuhan konsumsi, maka nantinya yang akan menjadi korban adalah petani garam.
Oleh sebab itu, Amiril meminta agar pemerintah hendaknya bisa mengatur impor garam konsumsi tersebut. Baik dari sisi jumlah kebutuhan ataupun dari sisi waktu impor.
"Memang baru sekarang ini Madura membutuhkan garam impor, karena memang produksi garam gagal," katanya menjelaskan.
Pada musim garam lalu, kata Amiril, produksi garam rakyat di Kabupaten Pamekasan hanya sekitar 3 persen saja akibat cuaca yang tidak bersahabat.
"Di lahan yang saya miliki biasa mampu memproduksi 2.600 ton pertahun, pada musim garam kemarin itu hanya mampu memproduksi hingga 60 ton saja," kata Amiril menjelaskan.
Makanya, kalau pemerintah tidak mendatangkan garam impor, kebutuhan garam konsumsi masyarakat, termasuk di Madura yang dikenal sebagai Pulau Garam, tidak akan terpenuhi.
"Soalnya itu tadi, produksi garam gagal," kata Amiril yang juga rektor Universitas Madura (Unira) Pamekasan ini menambahkan.
Luas areal lahan garam rakyat di Kabupaten Pamekasan mencapai 888 hektare tergolong paling sedikit dibanding dua kabupaten penghasil garam lainnya di Madura, yakni Sumenep yang mencapai 1.767 hektare dan Sampang 5.130 hektare dengan rata-rata produksi tiap tahun mencapai 600.000 ton.
Secara keseluruhan dengan luas lahan yang dimiliki PT Garam, maka luas lahan garam di Madura mencapai 13.125 hektare dengan produksi sekitar 900.000 ton per tahun dengan asumsi rata-rata produksi garam per hektare mencapai 70 ton per tahun.
Rinciannya meliputi, di kabupaten yakni Sumenep (2.620 hektare), Pamekasan (980 hektare) dan Kabupaten Sampang (1.100 hektare) termasuk di lahan pegaraman IV, Gersik Putih yang juga terletak di Sumenep seluas 640 hektare.
"Produksi garam Madura di tiga kabupaten ini mampu mencapai 75 persen dari total produksi garam nasional. Tapi karena pada musim produksi garam kemarin gagal, maka Madurapun sekarang membutuhkan pasokan garam," kata Amiril menjelaskan.
Sementara terkait dengan persiapan garam kali ini, Ketua Komisi Garam Amiril menyatakan, sebagian petani sudah ada yang menggarap lahan tambaknya sebagai persiapan. "Kalau musim kemarau bagus dan tidak sering hujan, bulan Juni sudah ada yang panen," katanya menjelaskan. (ZIZ/S006/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011