"Di DKI Jakarta, anggota NII KW9 tersebar di pinggiran kota Jakarta," kata Sukanto pada diskusi "Penanganan NII di Berbagai Daerah" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Direktur Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi dan Staf Pengajar FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Teguh Santosa.
Sukanto menggambarkan, di Jakarta Selatan anggota NII antara lain tersebar di Ciputat, Lebakbulus, Pasar Minggu dan Pamulang. Di Jakarta Timur antara lain tersebar di Jatiwaringin, Jatibening, dan Bekasi. Kemudian di Jakarta Barat antara lain tersebar di Meruya dan Kebon Jeruk.
Menurut dia, anggota NII KW 9 cukup aktif merekrut masyarakat untuk menjadi anggota baru NII.
"Ajaran dari pimpinan NII setelah seseorang hijrah menjadi anggota NII KW9, ia kemudian ditugaskan merekrut orang lain dan menggalang dana," katanya.
Rekrutmen anggota masyarakat untuk menjadi anggota NII KW 9, menurut dia, awalnya dijanjikan surga dan hal yang indah-indah.
Namun setelah seseorang berhasil direkrut dan hijrah mejadi anggota NII KW9, katanya, orang itu ditugaskan merekrut anggota baru lagi.
Pada kesempatan tersebut, Sukanto mengingatkan masyarakat untuk lebih memperhatikan putra-putrinya terutama yang masih bersekolah di SMA atau masih kuliah.
Karena pelajar SMA dan mahasiswa, kata dia, menjadi saaran utama rekrutmen untuk menjadi anggota NII.
"Orang tua harus meningkatkan kualitas komunikasi dengan putra-putrinya dan mengenal betul pergaulannya agar tidak menjadi korban NII," katanya.
Sukanto yang mendirikan NII Crisis Center pada 2002 mengakui, pada 2004 ia menapatkan sekitar 80 remaja menjadi korban rekrutmen NII dan telah melaporkannya kepada kepolisian, tapi tidak ditindaklanjuti.(*)
(T.R024/D011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011