Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) terus melanjutkan proses pengkajian korban banjir di Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah bantuan serta penanganan lebih lanjut bagi para pengungsi. Dari keterangan pers PMI pusat yang diterima ANTARA, Rabu, PMI telah mengirimkan bantuan berupa kain terpal, peralatan kesehatan, obat-obatan, matras, kain sarung serta bahan makanan yang diperkirakan dapat digunakan oleh 1.000 kepala keluarga pengungsi. "Untuk saat ini bantuan yang dikirim tersebut untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1.000 kepala keluarga," kata Ketua Umum PMI Mar`ie Muhammad di Jakarta seperti yang disampaikan dalam keterangan pers tersebut. PMI cabang Jember telah menerjunkan 40 sukarelawan PMI yang tergabung dalam Satgana yang dibantu oleh 60 anggota Satgana asal cabang PMI terdekat yang diperbantukan. Mereka juga berada di bawah koordinasi dan supervisi 10 sukarelawan dari PMI Provinsi Jawa Timur. Hingga Rabu (4/1), sekitar 100 anggota Satgana tersebut masih melakukan tugasnya melakukan evakuasi dan pertolongan darurat untuk membantu masyarakat yang menjadi korban banjir. Sementara itu laporan ANTARA dari Jember hingga Rabu (4/1) pukul 20.30 WIB jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur, hingga Rabu malam terus bertambah, setelah tercatat data terakhir di posko bencana Kantor Desa Kemiri, Panti, sebanyak 71 orang, berkembang menjadi 80 orang. Selain dua mayat, masing-masing balita dan seorang perempuan dewasa, yang berhasil dievakuasi dari dusun Delima, Desa Kemiri, Kecamatan Panti, petugas posko Desa Kemiri, Kecamatan Panti, kembali menerima penemuan sembilan mayat yang sebagian besar berada di daerah-daerah terparah akibat bencana banjir bandang. Sementara itu upaya Tim SAR Gabungan TNI-POLRI, aktivis organisasi kemasyarakatan dan warga setempat, juga terus mencoba melakukan evaukasi ribuan warga korban yang selama ini masih tertahan di daerah-daerah terisolir. Bahkan informasi terakhir helikopter dari TNI AL jenis Bel yang membantu evakuasi belum bisa melakukan pengambilan jenazah karena cuaca buruk.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006