Perintah dari Panji Gumilang kepada anggota selalu dipatuhi, termasuk perintah memilih partai politik
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Negara Islam Indonesia Crisis Center Sukanto mengatakan, afiliasi politik Pondok Pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang tidak loyal pada satu partai politik tertentu.

"Dalam beberapa kali pemilu, afiliasi politik Panji Gumilang berpindah-pindah dari satu partai politik ke partai politik lainnya," kata Sukanto pada diskusi "Penanganan NII di Berbagai Daerah" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Direktur Moderate Muslim Society Zuhairi Misrawi dan Staf Pengajar FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Teguh Santosa.

Mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) ini mengatakan, Panji Gumilang memerintahkan anggotanya untuk memilih Partai Golkar pada pemilu 1999, memilih Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) pada pemilu 2004, serta Partai Republikan pada pemilu 2009.

Afiliasi politik terhadap partai politik, kata dia, berdasarkan kompromi dengan pimpinan partai politik tersebut.

Sedangkan pada pemilu presiden, kata dia, Panji Gumilang memerintahkan anggotanya untuk memilih calon presiden Wiranto yang diusung Partai Golkar pada 2004.

Sukanto menjelaskan, Panji Gumilang yang juga pimpinan tertinggi dari NII Komandemen Wilayah (KW) 9 ini mengajarkan pemahaman agar anggotanya patuh kepada pimpinannya.

Panji Gumilang, kata dia, memiliki anggota fanatik sekitar 8.000 orang tapi jika digalang bisa sampai 100.000 orang.
"Perintah dari Panji Gumilang kepada anggota selalu dipatuhi, termasuk perintah memilih partai politik," katanya.

Menurut dia, jika ada anggotanya yang tidak patuh itu berarti berkhianat dan akan mendapatkan sanksi.

Sukanto menambahkan, partai politik menyukai menggalang massa di Pondok Pesantren Al Zaytun karena suaranya bisa 100 persen.
(R024)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011