"Kami mengajak tokoh agama karena mereka mampu menjaring dan mengayomi masyarakat, sehingga relevan untuk melibatkan mereka," kata Ali Kastella di Jakarta, Selasa.
Menurut Ali, sosialiasi konversi dari minyak tanah ke gas elpiji yang dilakukan pemerintah selama ini sudah cukup baik, meskipun masih bisa dioptimalisasi dengan melibatkan tokoh agama.
Direktur Eksekutif S-kalasi Institute, Ruslan Abdillah mengatakan, perlunya menggandeng ormas keagamaan untuk turut serta dalam melaksanakan kampanye program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji.
"Tokoh agama perlu diajak untuk sosialisasi konversi ini karena mereka tokoh yang menjadi panutan dan suaranya didengar masyarakat, sehingga relevan untuk mengajak mereka," ujar Ruslan.
Menurut dia, keberadaan tokoh agama akan berperan signifikan dalam kampanye pemanfaatan gas elpiji yang lebih ramah lingkungan dan mampu menekan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Sementara itu, pemerhati energi Abdul Ghofur menilai, memasak dengan minyak tanah sudah membudaya di kalangan masyarakat sehingga pada saat pengalihan dari minyak tanah ke gas elpiji sempat menimbulkan kekagetan di masyarakat.
Menurut dia, kejadian tabung gas elpiji meledak belum tentu disebabkan oleh teknologi yang kurang baik, tapi ada kemungkinan disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bagaimana memanfaatkan kompor gas elpiji secara aman.
Ia mencontohkan, beberapa kejadian meledaknya tabung gas elpiji karena kurangnya pemahaman masyarakart terhadap bagaimana menggunakan kompor gas elpiji secara aman.(*)
(T.R024/M027)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Parah kalau begini dech,Dikit2 tokoh agama,Apa di Indonesia nggak ada lagi orang yg bisa memberikan saran atau pencerahan,Penerangan dalam hal memakai Gas yg aman.
Karena Rakyat Indo masih tergolong primitif,iklankan di TV agar semua masyarakat tahu cara memakainya.
Kasih panflet nya agar dibaca sebelum menggunakannya.