"Perlu kewaspadaan secara bersama terhadap gerakan NII."Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Djoko Suyanto, mengimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
"Perlu kewaspadaan secara bersama terhadap gerakan NII, baik kalangan masyarakat, aparat, tokoh agama, maupun tokoh pendidikan," kata Djoko usai membuka "Maritime Security Desktop Exercise and Law of the Sea Course" di Jakarta, Selasa.
Ia membantah pemerintah telah melakukan pembiaran terkait pergerakan NII.
Menurut Djoko, pemerintah tidak melakukan pembiaran terhadap pergerakan NII, tetapi persoalan NII harus dihadapi oleh semua kompunen bangsa dan Bangsa Indonesia.
"Saya kira tidak ada dari kita ingin NKRI ini berubah jadi negara lain karena itu amanat yang dirumuskan oleh para founding father kita yang tertuang dalam UUD 1945. Jangan lalu, Menko Polhukam menganggap remeh. Tidak ada itu," kata Djoko.
Ia mengatakan, bila ada kelompok yang menginginkan bentuk negara lain terhadap Indonesia, semua komponen bangsa harus melawan.
"Seluruh bangsa Indonesia dan seluruh komponen Indonesia. Saya kira wartawan juga," ujarnya.
Untuk mengawasi gerakan NII di kampus-kampus, kata dia, Mendiknas M Nuh akan mengumpulkan para rektor perguruan tinggi se-Indonesia pada Rabu (4/5).
"Besok Mendiknas akan mengumpulkan para rektor. Jadi, kewaspadaan bersama itu terjemahannya seperti itu," katanya.
Ia pun mengimbau, jika ada yang merasa menjadi korban NII, segera melapor ke aparat karena itu salah satu upaya agar aparat bisa menelusurinya.
Selain itu, ia menegaskan pula, perlu pula peran dari ulama untuk memberikan indoktrinasi yang benar terhadap ajaran agama.
Djoko pun mengemukakan bahwa pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, Syakh Abdul Salam Panji Gumilang, telah diperiksa.
Djoko meminta, agar Al Zaytun diserahkan kepada aparat kepolisian untuk diselidiki.
Namun, ia mengatakan, tidak tahu menahu dugaan Panji Gumilang menyimpan dana di Bank Century.
"Saya tidak tahu. Tanya saja di sana kan bisa diselidiki, rekeningnya ada, kenapa tanya saya. Tanya saja ke Bank Century lihat dulu apakah benar ada di sana, itu kan desas-desus yang ada," katanya.
Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, oleh beberapa kalangan dituduh sebagai tempat NII KW IX. Pimpinan Pondok pesantren tersebut Syeh Panji Gumilang juga diisukan merupakan pemimpin puncak NII KW IX.
Meski Pondok Pesantresn tersebut dituduh sebagi NII KW IX, banyak politisi dan pejabat pemerintah yang berkunjung ke tempat tersebut.
Tiga presiden RI dalam masanya masing-masing, yaitu Presiden Soeharto, Presiden Habibie dan Presiden Megawati bahkan diberitakan pernah mengunjungi pondok pesantren yang dikabarkan termegah di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara ini. Begitu pula dengan M. Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden.
Selain pejabat pemerintah, juga para pembesara partai juga dikabarkan pernah mengunjungi Al-Zaytun. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat juga mengakui jajaran Partai Demokrat pada Maret 2011 dalam safari pesantren di Jawa Barat juga mengunjungi Al-Zaytun. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011