Staf Ahli Menteri Ristek bidang Teknologi Informasi, Komunikasi dan Transportasi Dr. Ir. Engkos Koswara APU mengatakan hal itu di sela "ASEAN Workshop to Draft the Implementation Plans of COST (Committee on Science and Technology) Flagship Programmes" yang digelar di Bandung, Selasa.
"Awalnya pada pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) di Jakarta pada 2005 pada masa Menristek KK (Kusmayanto Kadiman -red) setiap menteri negara ASEAN disediakan laptop. Mereka terheran-heran Indonesia tidak menggunakan Microsoft tapi pakai open source, sistem desktop nasional, lalu mereka tertarik," kata Engkos.
Menurut dia, masyarakat ASEAN berpotensi menggunakan perangkat lunak open source, karena lebih ekonomis dibanding perangkat lunak proprietari yang harganya mahal.
Perkembangan OSS di Indonesia sendiri saat ini, lanjut dia, cukup menggembirakan, dimana sekitar 25 persen masyarakat, khususnya pemerintah daerah, sudah menggunakan OSS, khususnya open office.
Ia memberi contoh Kabupaten Jembrana, Sragen, Kota Solo, Yogyakarta, hingga Aceh Tengah sudah mulai menggunakan OSS.
"Sampai saat ini masih banyak yang meminta bantuan kita (Kemristek) untuk bermigrasi dari proprietari ke open source," katanya.
ASEAN workshop to draft the Implementation Plans of COST (Committee on Science and Technology) Flagship Programmes itu dihadiri para delegasi dari Filipina, Thailand, Singapura, Brunei, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Laos, dan Myanmar serta tuan rumah .
Ada enam program unggulan atau "Flagship Programmes" yang telah ditetapkan pada pertemuan ASEAN COST (Committee on Science and Technology) pada 2006.
Program-program unggulan ASEAN itu yakni Sistem Peringatan Dini untuk Pengurangan Risiko Kebencanaan, Biofuel, Aplikasi dan Pengembangan OSS (Open Source Software), pangan fungsional, kesehatan dan perubahan iklim.
Indonesia ditunjuk menjadi Ketua dalam riset dan pengembangan program Sistem Peringatan Dini untuk Kebencanaan serta memgetuai riset dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui program Open Source Software (OSS).
(D009)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011