Mengirimkan helikopter sangat berisiko tetapi ia (Obama) tak ingin kehilangan satu keping puing pun (bukti)"
Jakarta (ANTARA News) - Helikopter-helikopter itu terbang menyambar kesenyapan malam, melayang dalam formasi khusus di sepanjang Himalaya sebelum mendarat di atas targetnya, yaitu satu bangunan berlantai tiga di tengah tanah pertanian yang subur di Abbottabad, kota pelatihan korps militer Pakistan.
Tak jauh dari situ, Omar Nazeer (30), seorang pegawai pada kementrian perminyakan Pakistan, masih terjaga malam itu. Ia sedang menyelesaikan pekerjaan menggunakan laptopnya ketika helikopter MH-60 Black Hawks terbang mengeluarkan suara bak guntur di atas kepalanya.
"Jendela-jendela kami bergetar karena helikopter-helikopter itu sangat dekat," katanya seperti dikutip Guardian.
Helikopter-helikopter yang jumlahnya sampai empat unit itu mengangkut Tim Enam Navy SEAL, unit pasukan kontrateroris yang paling dirahasiakan di dunia dan punya jalinan erat dengan badan mata-mata Amerika Serikat, CIA.
Salah satu helikopter lalu mengapung di atas rumah yang menjadi target, namun para pejuang Alqaeda menembakinya dengan senjata pelontar granat. Lalu bencana terjadi, helikopter itu jatuh menghantam tanah.
Ribuan mil di AS, para pejabat tinggi negara itu menyaksikan langsung operasi penyerbuan dari tayangan video dan membuat jantung berdegup kencang. Ini saat yang ditunggu-tunggu rakyat AS selama sepuluh tahun.
Lintasan memori 'Black Hawk Down' pada 1993, peristiwa memalukan yang memaksa AS mundur dari Somalia, membayang di kepala. Tapi pilot sukses mendaratkan helikopternya dengan selamat sehingga tentara-tentara dari kesatuan elite SEAL itu berhasil keluar dan mulai mengepung target, seorang pria berusia 54 tahun asal Arab Saudi.
Mereka berhasil mencapai tempat itu setelah membuntuti seorang kurir kepercayaan Osama bin Laden. Seorang tahanan di penjara Teluk Guantanamo pertama kali mengenali kurir itu dengan nama samarannya.
Ia disebut-sebut sebagai anak didik Khalid Sheikh Mohammed, seorang yang dituduh merancang Serangan 11 September 2001 di New York, AS.
Pejabat intelejen AS berhasil mengungkap namanya empat tahun lalu dan berhasil mengetahui dia tinggal di Abbottabad, bersama saudaranya, dua tahun silam.
Agustus lalu pihak berwenang AS berhasil memastikan lokasi sang kurir di sebuah rumah di Abbottabad, kota militer yang jauhnya 35 mil dari Islamabad. Dinamai sesuai nama seorang perwira Inggris Mayor James Abbott.
Awalnya AS bingung, rumah itu dibangun pada 2005 dan bernilai sekitar satu juta dolar AS dan tidak seperti rumah biasa.
Tembok setinggi enam meter mengelilingi rumah dengan sedikit jendela itu dan di atasnya dilapisi kawat berduri. Tak ada sambungan telepon maupun internet. Anehnya para penghuni rumah tidak pernah membuang sampah keluar, mereka membakar habis sampah di dalam rumah.
Para tetangga di sekitar kenal dengan pemilik rumah, si kurir dan saudaranya yang mereka sebut berasa dari etnis Pastun yang sangat tertutup.
Mereka menyuruh anak-anak membeli makanan di toko-toko setempat dan secara teratur beribadah di masjid lokal, tetapi mereka tak pernah ngobrol sekali pun dengan tetangganya.
Salman Riaz, seorang aktor, mengatakan lima bulan lalu dia dan krunya mencoba melakukan pengambilan gambar di samping rumah itu, tetapi dua orang penjaga rumah itu melarangnnya.
"Mereka mengatakan pada saya bahwa itu haram dalam Islam," ujarnya. Ia tidak sadar sedang berada sangat dekat dengan gembong teroris paling ternama di dunia.
Dengan mengawasi rumah itu dengan teknologi satelit dan perangkat mata-mata lainnya, CIA akhirnya mengetahui bahwa satu keluarga tinggal di rumah itu bersama dua pria tadi.
Februari silam CIA yakin 'kemungkinan besar' yang tinggal di rumah itu adalah Osama bin Laden dan klannya.
Para pejabat militer lalu menyusun rencana untuk membunuh buronan nomor satu di dunia tersebut.
Menurut ABC News, skenario pertama adalah membom rumah itu menggunakan pesawat pembom siluman B2 dengan menjatuhkan 2.000 pound bom JDAM (joint direct attack amunitions).
Tetapi Barrack Obama menolaknya dan mengatakan ingin mendapatkan bukti pasti bahwa Osama memang berada dalam rumah itu.
"Mengirimkan helikopter sangat berisiko tetapi ia (Obama) tak ingin kehilangan satu keping puing pun (bukti)," kata seorang pejabat AS.
Sebuah penyergapan dari udara pun disusun.
Tim Enam SEAL yang resminya dikenal Naval Special Warfare Development Group dan bermarkas di Virginia itu pun melakukan persiapan pada sebuah bangunan yang dirancang mirip dengan target awal April lalu.
Sementara itu. Obama dan para pejabatnya melakukan pertemuan regular yang diketuai penasehat kemanan nasional Tom Donilon dan penasehat kontrateroris John Brenna untuk menentukan kapan dan bagaimana serangan itu akan dijalankan.
Pada 28 April, segera setelah Obama menominasikan Direktur CIA Leon Panetta untuk menggantikan Robert Gates sebagai menteri pertahanan, sebuah akhir sidang digelar di 'Ruang Situasi' Gedung Putih untuk mendengarkan rekomendasi semua pihak.
Akhirnya, Jumat pekan lalu, ketika mata seluruh dunia sedang menyaksikan pernikahan diraja Inggris di London, Obama menandatangani keputusan untuk melakukan penyergapan dari udara.
Hanya segelintir orang di pemerintahan Obama yang mengetahui operasi itu.
Para pejabat AS mengatakan, tak satu negara pun termasuk Pakistan yang diberitahu mengenai rencana itu, padahal helikopter AS terang melanggar wilayah udara negara itu.
"Tidak sedikit pun (kami tahu)," kata seorang pejabat di badan mata-mata Pakistan, ISI.
Tetapi beberapa laporan menyatakan pengakuan itu tidak benar.
Beberapa pihak menyebutkan, para SEAL yang menuju Abbottabad berangkat dari Pangkalan Udara Ghazi, dekat Bendungan Tarbela. Jika benar, maka artinya pemerintah Pakistan menghindari dikaitkan dengan operasi itu karena takut dikecam warganya yang anti-Amerika.
Obama menyerahkan kendali operasi itu kepada Panetta yang masih menjabat Direktur CIA hingga Juli mendatang.
Panetta mengubah tempat konferensi di markas CIA menjadi pusat komando, tempat dia bisa menjalin hubungan dengan pimpinan SEAL.
Ketika Sabtu akhirnya tiba, hari serangan itu rencananya akan digelar, cuaca buruk menghambat gerakan pasukan AS.
Hari Minggu Obama masih menyempatkan bermain golf, tetapi dengan cepat menyelesaikan permainannya untuk kembali ke Gedung Putih tempat dia dan para pembantu utamanya menyelesaikan persiapan terakhir sebelum menyerang.
Beberapa jam kemudian, pasukan SEAL mengudara, kemungkinan dari pangkalan udara Jalalabad atau Bagram di Afghanistan dan memasuki wilayah udaran Pakistan.
Apa yang terjadi berikutnya merupakan tanggung jawab AS sepenuhnya.
Warga setempat melaporkan, setidaknya tiga ledakan terdengar setelah helikopter-helikopter itu melewati ruamh mereka.
Para pejuang Alqaeda yang berlindung di dalam rumah membalas menembak. Baku tembak terjadi kira-kira selama 40 menit, ketika pasukan elite AS itu menetralisir rumah itu dari lantai ke lantai.
Si kurir dari Pastun yang masih belum diidentifikasi dan saudaranya, terbunuh. Demikian juga putera Osama yang telah dewasa yang diyakini bernama Hamza. Seorang wanita juga dilaporkan tewas, sementara dua lainnya terluka.
Pasukan AS lalu mendekati Osama, pria yang kepalanya dihargai 25 juta dollar itu sekaligus lelaki yang membuat George Bush mengobarkan perang ke Afghanistan, hampir satu dekade silam.
Menurut Pentagon, Osama dikenali setelah istrinya menyebut namanya.
Osama yang terpojok di ruangan terakhir di bangunan itu, dan menurut Gedung Putih didapati tidak bersenjata, akhirnya ditembak mati.
Pejabat AS mengatakan Osama ditembak dua kali, sekali di dada dan sekali di kepala.
"Tewas oleh dua tembakan, bum bum, mengenai sisi kiri wajahnya," tulis Marc Ambinder dari National Journal.
Kabar pembunuhan itu lantas naik menyusur rantai komando yang disambut tepuk tangan riuh dari jarak ribuan kilometer dari lokasi penyergapan di markas CIA di Virginia dan juga Gedung Putih.
Pasukan AS lalu menggeledah rumah itu untuk keperluan intelijen. Mereka mengambil foto mayat Osama, menggunakan teknologi perbandingan wajah untuk memastikannya dengan foto-foto sebelumnya. Ah, itu memang dia.
Sebelum mundur dari bangunan itu, SEAL meledakkan bangkai helikopter yang jatuh. Sebuah bola api berwarna jingga membuncah di atas langit kota Abbottabad.
Mayat Osama lalu dibawa ke kapal induk AS, Carl Vinson, di Teluk Arab. Sementara di Abbottabad, mereka yang cedera dirawat di Rumah Sakit militer Combined Military, Abbottabad.
Omar Nazeer, pejabat pemerintah yang meringkuk di rumahanya ketika serangan itu berlangsung mengatakan, enam anak-anak dan tiga perempuan terluka.
Ia mengatakan ia tahu karena saudaranya yang seorang pejabat militer bekerja di rumah sakit itu.
Beberapa jam kemudian, jenazah Osama yang dibungkus kain kafan yang telah disemayamkan dengan tata cara Islam, dibuang ke laut. Tetapi lokasinya tidak diberitahukan.
"Kami tidak ingin banyak orang pergi menziarahinya selamanya," kata seorang pejabat AS seperti dikutip Washington Post.
Obama lalu menelpon mantan Presiden Bush dan Bill Clinton untuk memberitahu kabar itu.
Keith Urbahn, mantan kepala staf semasa Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, menulis dalam akun twitter-nya, "Saya dikabari oleh seorang yang sangat terkenal hari ini bahwa mereka telah membunuh Osama bin Laden."
Sementara itu, Obama menggelar jumpa pers dan mengabarkan informasi itu ke seluruh dunia. "Tidak peduli berapa lama, keadilan harus ditegakkan." (*)
Liberty Jemadu/Guardian
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011