Jambi (ANTARA News) - Burung murai di Kerinci selama ini adalah salah satu benteng pertahanan bagi pertanian di kerinci dari serangan hama ulat bulu seperti yang terjadi di pulau Jawa.

"Populasi burung murai di Kerinci merupakan salah satu faktor tetap terjaganya pertanian rakyat di Kerinci dari serangan berbagai jenis serangga termasuk ulat bulu," kata Kabid Sarana Prasaran Distan Ir Guntur, di Jambi, Selasa.

Tingginya populasi burung murai di Kerinci adalah karena kawasan itu dikelilingi lebatnya rimba Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang menjadi rumah abadi Murai.

Maraknya `pemikatan` atau perburuan liar dengan menggunakan jerat atau perangkat getah dinilai Distan provinsi Jambi bisa membuat pertanian di Kerinci rentan dan rawan diserang oleh hama ulat bulu.

Burung adalah insektivoran atau pemakan serangga dan murai adalah salah satu jenis musuh alami ulat bulu. Berbagai jenis ulat dan wereng atau belalang adalah pakan utama yang paling disukai jenis burung bersuara merdu dan berbulu indah itu.

Burung murai adalah jenis burung yang hidup berpasangan-pasangan. Habitat mereka adalah hutan, belukar, perladangan, sungai, dan danau atau telaga.

Di Kerinci hidup sedikitnya dua jenis murai yakni murai batu dan murai hujan. Murai batu adalah jenis yang berbadan lebih besar dan berbulu lebih indah dengan variasi corak yang lebih komplit yakni hitam, coklat, kuning dan putih.

Sementara itu terdapat pula murai hujan, yaitu murai biasa yang bulunya bercorak lebih simpel sederhana yakni hitam dan putih.

Bagi penghobi burung, terang Guntur, jenis burung ini adalah burung primadona, karena selain suara siulannya yang merdu burung ini memiliki bulu yang indah dan bersih karena burung ini termasuk jenis burung yang suka mandi dan membersihkan diri.

Burung ini juga termasuk jenis burung paling liar dan sulit ditangkap.
(KR-BS/B008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011