"Keputusan ini diambil setelah diadakan konsultasi antara petinggi yang kompeten di Bahrain dan Manajemen F1 dan promotor internasional," demikian pernyataan yang dikeluarkan Federasi Automobil Internasional (FIA), Senin.
FIA mengatakan bulan lalu, mereka sudah mempertanyakan kepada Bahrain "untuk mengkomunikasikan hingga 1 Mei" apakah akan menjadwal ulang rencana perlombaan itu, setelah adanya unjuk rasa anti pemerintah di negara Teluk itu, yang menyebabkan sedikitnya 29 orang tewas.
Perlombaan itu semula direncanakan pada 13 Maret sebagai pembuka lomba musim ini, tetapi supremo F1 Bernie Ecclestone menyatakan lomba diundur hingga Oktober atau November, tergantung dari situasi keamanan di negara itu.
Ecclestone mengatakan kepada Reuters Kamis lalu, ia berencana memberi waktu lagi kepada Bahrain, kemungkinan awal Juni sebagai tenggat waktu mereka.
"Kami ingin menunggu bagaimana kemajuan dari rencana perlombaan itu," kata tokoh berusia 80 tahun itu, "Saya harap perlombaan dapat diadakan awal Juni, atau dekat-dekat dengan waktu itu."
"Segala sesuatunya masih dapat berubah dalam beberapa minggu ini, jadi kita belum tahu. Kita menunggu keputusan mereka dan bila sudah memungkinan kita akan gembira berada di sana," katanya.
Dalam pergerakan yang terjadi di negara itu, pengadilan militer mereka menghukum mati empat orang minggu lalu karena membunuh dua anggota militer. Tiga lainnya dihukum seumur hidup.
FIFA mengatakan, 3 Juni merupakan tanggal diadakannya pertemuan Dewan Motor Sport Dunia di Barcelona, seminggu setelah pertunjukan
GP Monaco dan sebelum sirkus lomba F1 itu beralih ke Kanada.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011