Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyampaikan peta kawasan rawan bencana di Gunung Semeru, Jawa Timur, kepada pemerintah daerah setempat sebagai upaya mitigasi bencana gunung api.
"Kami menyampaikan peta kawasan rawan bencana yang merupakan upaya mitigasi dari badan geologi, terkait dengan potensi bahaya dari gunung api ini," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Senin.
Eko menjelaskan peta kawasan rawan bencana itu tak hanya menyediakan informasi terkait area berbahaya di Gunung Semeru, tetapi juga area yang relatif aman dari ancaman bencana.
Menurutnya, peta ini penting karena kondisi sekarang banyak masyarakat terdampak akibat letusan yang terjadi pada 4 Desember 2021, sehingga mereka memerlukan data-data tentang jalur evakuasi dan juga tempat-tempat penampungan pengungsi yang aman.
"Tadi sudah ditindaklanjuti oleh wakil bupati di sana sebagai upaya untuk keselamatan masyarakat di sana," ujar Eko.
Baca juga: 15 warga meninggal akibat terjangan awan panas guguran Gunung Semeru
Berdasarkan data Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat diterjang awan panas guguran Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Baca juga: Korban erupsi Semeru yang mengungsi di zona rawan dipindahkan
Para korban meninggal dunia itu, dengan rincian delapan jiwa terindentifikasi di Kecamatan Pranojiwo dan tujuh jiwa lainnya di Kecamatan Candipuro.
Baca juga: 16 korban luka bakar awan panas Semeru dirawat di RSUD Pasirian
Pos komando juga mencatat total korban terdampak sebanyak 5.205 orang, hilang 27 orang dan meninggal dunia 15 orang. Sementara itu, warga yang mengungsi berjumlah 1.707 orang yang tersebar di 19 titik.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021