Jakarta (ANTARA News) - PT Jaya Agra Wattie rencananya akan melaksanakan pelepasan sahamnya ke publik sebesar 1,132 miliar dengan mekanisme penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) pada kisaran harga Rp480-Rp670 per saham.
"Kami akan melepas saham sebanyak 1,132 miliar lembar saham dengan kisaran harga Rp480 sampai Rp670 per lembar saham. Jumlah saham itu setara dengan 30 persen dari jumlah total saham yang ditempatkan paska penyelenggaraan IPO," ujar Direktur Utama Jaya Agra Wattie, Harijadi Soedarjo saat jumpa pers di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, dari keseluruhan dana hasil IPO itu, sebesar 90 persen rencananya akan digunak an perusahaan untuk membiayai sebagian program penanaman karet, kelapa sawit dan pembagunan pabrik.
Sementara, lanjut dia, sisanya akan digunakan untuk biaya perolehan lahan baru dan modal kerja seperti perluasan sewa kantor dan juga belanja modal perusahaan.
Proses penawaran umum akan dilakukan pada 20,23 dan 24 Mei 2011 mendatang. Sedang pencatatan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Mei 2011.
Dalam pelaksanaan IPO tersebut, Jaya Agra Wattie telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas dan PT OSK Nusadana Securities Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi.
Harijadi menambahkan, pada tahun ini perusahaan menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp179 miliar untuk memperkuat kinerja di beberapa sektor komoditi perkebunan, khususnya karet.
"Perusahaan lebih fokus pada perkebunan karet, karena kedepannya akan positif seiring dengan potensi pertumbuhan industri-industri turunannya, seperti otomotif, properti dan beberapa lainnya ke depan sangat besar," papar dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jaya Agra Wattie, Bambang Ibrahim menambahkan, dana Capex sebesar Rp179 miliar tersebut bakal digunakan perusahaan untuk menambah tanaman muda kelapa sawit seluas 14.000 ribu hektar dan karet seluas 40.500 hektar.
"Kami sudah anggarkan Rp179 miliar untuk Capex di tahun ini. Dana capex sebagian besar dari cash flow perusahaan. Secara umum pengalokasiannya, sekitar satu persen masing-masing untuk komoditi teh dan kopi. Sisanya untuk pengembangan karet dan kelapa sawit, dengan komposisi dua banding satu. Dua untuk karet dan satu untuk kelapa sawit," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, perusahaan juga berencana menambah lahan karet sekitar 14.500 hektar dan kelapa sawit sekitar 7.000 hektar.
Ia mengatakan, nilai investasi yang dibutuhkan untuk tanaman kelapa sawit diperkirakan sekitar Rp44 juta per hektar dan karet sebesar Rp64 juta per hektar.
Selain itu, lanjut Bambang, perusahaan juga berencana membangun pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 30 ton per jam di Kalimantan Selatan. Pembangunan pabrik itu, nilai investasinya mencapai Rp90 miliar.
"Dananya kami ambilkan dari dana hasil IPO. Pembangunan pabrik tersebut diperkirakan memakan waktu 1,5 tahun dan akan selesai pada pertengahan 2013," ujarnya.
(KR-ZMF/S006)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011