Tangerang (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Banten, menolak komersialiasi pendidikan.
"Komersialiasi pendidikan di UIN masih terjadi dan telah membebani mahasiswa. Maka, dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional, hal itu harus dihapuskan," kata Koordinator aksi, Panden M Noer disela - sela orasinya, di halaman kampus UIN Syarif Hidayatullah, Senin.
Dikatakannya, bentuk komersialisasi yang terjadi di UIN Syarif Hidayatullah adalah kenaikan SPP setiap semesternya yang mencapai Rp500 ribu. Kenaikan tersebut, telah membebani mahasiswa. Karena, banyak keperluan lainnya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Bila SPP terus naik tanpa adanya transparansi keuangan, maka ini namanya komersil pendidikan," katanya.
Tidak hanya itu, Panden juga menuturkan bila UIN Syarif Hidayatullah telah mengalami dekonstruksi nilai - nilai dalam kemahasiswaan.
Seperti halnya lemahnya sistem pendukung dalam membentuk kreatifitas mahasiswa. Kecenderungan sebabkan kesenjangan antara mahasiswa dan rektorat.
Kebijakan kampus yang dinilai tidak berpihak bagi mahasiswa dan hanya menguntungkan rektorat. Tidak adanya transparansi anggaran serta komersialisasi pendidikan dalam badan layanan umum.
"UIN ini milik rakyat Indonesia bukan sepihak orang jadi pendidikan murah harus segera diberlakukan bukan komersialisasi," katanya.
Oleh karena itu, mahasiswa mengajukan tiga usulan yakni menolak kebijakan rektorat yang tidak berpihak kepada mahasiswa.
Kedua, mendesak untuk memecat dan mengadili pejabat UIN Syarif Hidayatullah yang terbukti korupsi. Ketiga, menuntut rektorat untuk membuat kebijakan sesuai aspirasi mahasiswa.
"Kami desak dalam sepekan ini tuntutan kami untuk diwujudkan. Bila tidakm maka mahasiswa akan melakukan aksi yang lebih besar," katanya.
(KR-AIF/S019)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011