Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menegaskan kembali dukungannya terhadap berbagai agenda untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang telah dicanangkan pemerintah Republik Indonesia.
"Bank Dunia memiliki komitmen untuk terus mendukung pembangunan Indonesia dalam iklim yang terus berubah ini," kata Duta Perubahan Iklim Bank Dunia, Andrew Steer, dalam siaran pers Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Steer, saat ini mata dunia tertuju pada Indonesia, sehingga bila program terkait perubahan iklim di Indonesia berhasil, maka negara-negara lain akan menyusul.
Selain itu, menurut dia, baik di panggung regional maupun global, Indonesia semakin terlihat sebagai pemain kunci dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.
"Target (Indonesia) mereduksi karbon hingga 41 persen dengan pertumbuhan ekonomi tujuh persen; keanggotaannya dalam perhimpunan G-20 dan UNFCCC (Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim) menunjukkan bahwa Indonesia berada di garis depan dalam upaya menegakkan pertumbuhan ramah lingkungan," katanya.
Di Indonesia, Bank Dunia memberikan dukungan di sejumlah areal seperti memberi bantuan keuangan untuk mengatasi perubahan iklim melalui Kementerian Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Dewan Nasional Perubahan Iklim.
Dukungan itu dilakukan dengan melakukan analisis di sejumlah bidang termasuk perencanaan dan kebijakan karbon rendah, energi panas bumi, kesiapan menjalani program REDD (Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi), isu perkotaan, serta ketahanan dan bencana.
Selain itu, lembaga keuangan internasional itu juga meningkatkan pemahaman terhadap beragam instrumen pasar karbon melalui "Partnership for Market Readiness" (Kemitraan untuk Kesiapan Pasar Karbon).
Program tersebut adalah program hibah senilai 100 juta dolar AS di mana Indonesia menjadi salah satu pihak yang menerima manfaat.
Bank Dunia juga mendukung sejumlah program lingkungan seperti "Mayors Task Force on Climate Change" (Satuan Tugas Walikota untuk Perubahan Iklim, di mana Jakarta menjadi salah satu anggota) dan program pengembangan energi panas bumi senilai 400 juta dolar.
Program lainnya adalah pinjaman kebijakan pembangunan untuk perubahan iklim senilai 800 juta dolar, dan "Forest Investment Program" (Program Investasi Hutan) senilai 70 juta dolar AS.
Andrew Steer a pernah menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia pada 2002-2007.
(M040/A027)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011