Menurut Camat Selo Subiso, peristiwa tanah longsor tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WIB pagi, sehingga jalur itu tidak dapat dilewati kendaraan.
Tidak adanya korban jiwa dalam peristiwa itu, hanya saja warga yang hendak melintas harus berputar jalan kampung yang menempuh lebih jauh.
Menurut dia, kejadian tanah longsor di Desa Senden tersebut akibat hujan deras sejak Minggu (1/5) sore. Tanah longsoran tebing itu menutup jalan sepanjang sekitar 11 meter dengan ketebalan satu meter, dan lebar delapan meter.
"Akibat longsoran tanah itu, jalur alternatif Cepogo-Selo tertutup dan tidak dapat dilalui kendaraan," ucapnya.
Warga sekitar sejak Senin pagi sudah melakukan kerja bakti menyingkirkan longsoran tanah yang menutupi jalan tersebut dengan alat manual.
Namun, warga yang hanya menggunakan alat seadanya tersebut tidak mampu menyingkirkan meterial longsor.
"Kami sudah melaporkan kejadian ini ke Pemkab dan Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan Perhubungan dan Kebersihan (DPU-PPK) Boyolali. Karena, dibutuh alat berat untuk menyingkirkan longsoran tanah itu," ujarnya.
Namun, kata dia, jalur alternatif tersebut hingga sekarang belum ditangani dan masih tertutup.
Ia menjelaskan, peristiwa tanah longsor di sepanjang jalur alternatif tersebut sudah sering terjadi. Sebelumnya, juga terjadi tanah longsor di kawasan itu, atau di sebelah timur Dukuh Kemangen, Senden.
Bahkan, tanah longsor dari tebing di sisi kiri jalan tersebut menimbun seluruh badan jalan. Sehingga, jalur alternatif itu, tidak dapat dilalui kendaraan.
Namun, peristiwa tersebut tidak sampai adanya korban jiwa. Tetapi, warga setempat yang hendak pergi ke Cepogo atau sebaliknya, terpaksa harus memutar dan menempuh jarak dua kali lebih jauh.
(B018/C004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011