Ia mengatakan itu kepada ANTARA di Jakarta, Senin, menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2011.
Angelina Sondakh menyatakan juga, peran pendidikan dalam pembentukan karakter bangsa semakin sangat dibutuhkan ditengah berbagai gejolak permasalahan di tanah air yang cenderung kian mengaburkan semangat nasionalisme.
Ini, menurutnya, sesuai pula dengan tema peringatan tahun ini, yaitu "Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa", dengan subtema "Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti".
"Maka imbauan mengenai pembentukan dan pembinaan karakter bangsa menuju masyarakat yang bermoral, berbudi pekerti luhur dan menjunjung tinggi semangat nasionalisme menjadi suatu tantangan ke depan," tandasnya.
Dan ini, lanjutnya, harus mulai terpatri dan teraplikasi dalam lingkup kegiatan pendidikan yang melibatkan para tenaga pendidik di Indonesia.
Berpengaruh
Angelina Sondakh mengingatkan, pendidikan masih merupakan sektor potensial yang mampu berpengaruh besar dalam membentuk dan membina karater bangsa.
"Sebab, di sini melibatkan interaksi dari kalangan tenaga pendidik dengan peserta didik secara intens, selain dari interaksi yang terjadi antara peserta didik dengan keluarga di rumah," katanya.
Selain itu, menurutnya, institusi pendidikan yang menampung banyak peserta didik dari berbagai jenjang dan ragam latar budaya, memungkinkan penyebaran nilai-nilai berlangsung optimal bagi efektifitas pembentukan dan pembinaan karakter bangsa.
"Dengan penguatan peran tenaga pendidik terhadap peserta didik dalam upaya tersebut, diharapkan terjalin sinergi antara implementasi kegiatan transfer ilmu yang tetap mengedepankan kualitas dengan terwujudnya peserta didik yang bermoral dan teguh dalam semangat kebangsaan," ujarnya.
Bagi mantan Putri Indonesia ini, itulah aset bangsa yang mampu mengangkat derajat Indonesia secara global.
Kuat Bertahan
AS menambahkan, generasi penerus terdidik, memiliki karakter dan menjunjung budi pekerti dalam semangat kebangsaan, akan kuat bertahan menghadapi goncangan berbagai konflik kepentingan, kultural maupun agama yang semakin gencar menghantam pluralisme dalam negara demokrasi Indonesia.
"Selain itu, semangat untuk semakin memperkokoh kesadaran dan komitmen akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa, tetap harus dipupuk melalui mementum Hardiknas yang diperingati setiap 2 Mei," katanya.
Sehingga, menurutnya, tidak semata-mata peringatan ini dimaksudkan untuk sekedar mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara, selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional.
"Oleh karena itu komunikasi, sosialisasi dan evaluasi program-program dan kebijakan pendidikan nasional tetap perlu dimaksimalkan untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan nasional," pungkas Angelina Sondakh.
(M036/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011