Tokyo (ANTARA News) - Penduduk kawasan barat Jepang lebih memilih buah segar asal Indonesia, ketimbang yang sudah diolah dan ini merupakan peluang untuk ekspansi pasar lebih luas ke kawasan itu, demikian hasil survei ekonomi terbaru dari Konsul Jenderal RI di Osaka, Senin.

Survei terhadap sedikitnya 250 perusahaan dan sejumlah tokoh masyarakat Jepang itu menyebutkan bahwa sebagian besar penduduk di kawasan itu terbiasa memakan buah impor seperti mangga, pisang, nanas, buah kiwi, manggis anggur, bahkan durian.

Penelitian yang dilakukan akhir 2008 itu melibatkan sejumlah organisasi ekonomi dan perdagangan Jepang, seperti JETRO, Osaka Chamber of Commerce and Industry (OCCI), Kobe Chamber of Commerce and Industry (KCCI), dan Federasi Ekonomi Kansai (Kankeiren).

Mereka menyatakan ingin mengimpor buah segar dari Indonesia ketimbang dari negara lain.

Sebanyak 83,7 persen responden menyatakan ingin mengimpor buah dari Indonesia karena rasanya enak, murah, bermutu tinggi, banyak jenisnya, jarak pengirimannya lebih dekat, tidak tumbuh di Jepang, dan khas tropik yang unik.

Menurut pejabat Konsul Jenderal KJRI Osaka Mozes Tandung Lelating, survey dilakukan mengingat perlunya Indonesia memperluas akses pasar di Jepang, khususnya untuk produk buah-buahan.

"Survey ini penting agar Indonesia bisa memanfaatkan secara maskimal skema kerjasama ekonomi yang dibangun berdasarkan EPA atau Economic Partnership Agreement," kata Lelating.

Untuk itu, KJRI Osaka sedang menyusun daftar perusahaan baik di Indonesia dan Jepang yang bisa memenuhi permintaan masyarakat Jepang.

Buah paling digemari warga Jepang adalah mangga (50,8 persen), kemudian pisang (34,4 persen), dan nanas (12,8 persen).

Mereka menyatakan lebih menyukai buah segar ketimbang buah kaleng atau olahan.

Para responden juga mengaku pernah mengkonsumsi buah Indonesia baik mangga, pisang, ataupun manggis.

Namun, ada ganjalan bagi prospek pengiriman buah ke Jepang, yaitu penyakit lalat buah yang biasa menyerang buah-buahan Indonesia, kandungan pestisida yang berlebihan, dan lamanya proses pengiriman yang bisa merusak kualitas buah.

Wilayah Jepang bagian barat terdiri atas 17 propinsi dengan total populasi penduduk 35,5 juta jiwa dan dikenal sebagai kawasan manufaktur mulai dari mesin berat, otomotif, tekstil, produk baja sampai bahan kimia. Daerah ini pengimpor energi terbesar dari Indonesia.

Indonesia sendiri adalah mitra dagang strategis bagi kawasan tersebut dengan volume perdagangan 21 persen dari total perdaganan bilateral kedua negara sebesar 35,5 milyar dolar AS pada 2007, baik sektor migas maupun non-migas. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009