"Saya yakin Mbak Yenni (Ketua Umum PKB Indonesia) cukup percaya diri untuk membesarkan partainya tanpa membawa embel-embel PKB. Sebagai tokoh nasional, tentu Mbak Yenni akan bisa eksis tanpa harus 'berkerudung PKB'. Kalau masih 'berkerudung PKB' ya itu mencerminkan kegamangan dalam berpolitik. Dalam ilmu fiqh, kalau gamang ya lebih baik ditinggalkan saja," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKB Muhammad Hanif Dhakiri, Jakarta, Senin.
PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar tidak kuatir dengan kehadiran PKB Indonesia, karena lanjut anggota Komisi X DPR RI itu, PKB sudah punya pangsa pasar sendiri yang loyal sekitar 5 juta orang.
"Hal terburukpun sudah pernah menimpa mereka dan tetap tidak bisa pindah ke lain hati. Jadi nggak ada masalah, sama sekali bukan ancaman bagi PKB. PKB tidak menyiapkan strategis khusus menghadapi PKB Indonesia itu," kata dia.
Pendukung PKB, tambah dia, adalah pendukung yang loyal dan memiliki captive market tersendiri. Infrastruktur politik PKB sekarang juga jauh lebih kuat dari sebelumnya.
"Terobosan-terobosan politik PKB juga sudah berhasil masuk ke jantung masyarakat di pedesaan dan sebagian masyarakat di perkotaan. Insya Allah, dengan keadaan ini PKB akan bisa mengejar targetnya memperoleh 100 kursi di DPR dan masuk dalam tiga besar pemenang pemilu 2014," kata Hanif.
Ia menambahkan, bahwa PKB sejak awal membuka diri untuk Mbak Yenni dan siapapun yang berkehendak membesarkan PKB untuk bergabung.
"Namun jika yang dipilih kemudian adalah membentuk partai sendiri, kita tentu menghargainya sebagai hak setiap warga negara. Kita nggak ada masalah sama sekali. Jika tidak mau bergabung dengan PKB, pilihan membentuk partai sendiri tentu lebih baik dari pada membangun kesan seolah-olah PKB tapi hakikatnya justru memecah belah dan menghancurkan PKB," kata Hanif. Kompetisi politik merupakan hal tak terelakkan bagi setiap partai politik.
"PKB tidak kuatir sama sekali dengan kehadiran parpol-parpol baru termasuk partai barunya Mbak Yenni. Semua biasa saja. Persiapan pemilu tetap kita lakukan sebaik-baiknya," ujar Hanif.
(zul)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011