Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian RI menduga otak pelaku bom buku dan Serpong, Pepi Fernando, mendapatkan dana dari pihak lain untuk melakukan aksi tersebut.

"Kami mempunyai dugaan kuat ada orang lain yang bertindak sebagai pemberi dana untuk menyokong sepak terjang Pepi Fernando sebagai teroris," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Senin.

Polisi hingga saat ini tidak berhenti pada pernyataan Pepi yang mengaku sebagai jaringan teroris baru, ujarnya.

"Kami menduga ada orang yang menjadi atasan Pepi, masih kita dalami. Kami masih perlu waktu," kata Kabag Penum.

Menurut Boy, Pepi belum terbuka soal kegiatannya selama ini, termasuk lokasi-lokasi sasaran bom,.

Saat ini, ada 17 tersangka yang ditahan di Jakarta terkait jaringan Pepi adalah Deni, Pepi Fernando, Hendu Suhartono alias Zokaw, Febri Hermawan, Mugianto, Ade Guntur, Darto, Irman Kamaludin, Muhammad Maulana Sani dan Fajar Dwi Setyo.

Kemudian Watono alias Tono, Juni Kurniawan, Riki Riyanto alias Ibenk, Mochamad Syarif, Muhammad Fadil, Imam Mochammad Firdaus dan Matun Maulana.

Mabes Polri menduga Pepi sebagai otak pelaku rencana aksi teror peledakan bom di dekat Gereja Christ Chatedral, Summarecon Gading Serpong, Tangerang, Banten.

Polisi menangkap Pepi di Aceh, Kamis (21/4), serta 17 tersangka lainnya di beberapa lokasi yang termasuk jaringan teroris.

Densus telah menemukan bahan peledak saat menggeledah rumah milik otak pelaku aksi teror, Pepi, di Komplek Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat pada hari Sabtu (23/4).

Boy menuturkan barang bukti berupa satu unit granat nanas, campuran bahan peledak diameter tiga centimeter, "cashing" bom model roket belum terisi bahan peledak, "cashing" bom siap jadi, lima kaleng bom termasuk satu wadah siap ledak terisi bahan peledak.

Selanjutnya, dua adonan bahan peledak sudah jadi, satu unit solder, potongan pipa besi dan jam dinding.
(ANT/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011