Kepulauan Meranti (ANTARA) - Rob atau air laut pasang kembali merendam pemukiman masyarakat dan sejumlah sudut di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Ahad.

Tinggi air mencapai hampir selutut orang dewasa atau sekitar 30 cm, sehingga masuk ke dalam rumah warga. Hal itu membuat beberapa dari mereka terpaksa mengevakuasi barang-barang berharga agar tidak terendam air.

Sementara bagi tempat tinggal yang permukaan airnya tinggi, warga harus mengungsi untuk sementara waktu ke tempat yang aman hingga air benar-benar surut.

"Memang kalau sudah masuk bulan Desember, air laut pasti pasang naik ke darat. Tapi kali ini saya lihat airnya tinggi sekali. Airnya sampai masuk ke rumah. Kalau sudah begini, mau tak mau barang-barang harus diselamatkan," ungkap Muslim, warga Desa Alahair Laut, Kecamatan Tebingtinggi.

Baca juga: Rob di Pulau Pari telah surut pada Minggu

Baca juga: BMKG ingatkan potensi rob pesisir Sulsel pada 5-7 Desember 2021

Dari informasi yang dihimpun, hampir seluruh daratan rendah sejumlah kecamatan di Kepulauan Meranti ditimpa musibah rob. Daerah terparah adalah yang berada dekat dengan perairan laut.

Sementara di tempat lainnya yang terletak di sudut kota seperti fasilitas umum pasar, halaman terminal pelabuhan, hingga beberapa jalan protokol juga ikut tergenang rob.

Solehudin (28), salah seorang warga Selatpanjang mengatakan banjir yang disebabkan air pasang laut sering terjadi pada penghujung akhir tahun. Sejumlah jalan di kota menjadi langganan terendam air akibat saluran irigasi yang meluap.

Dengan terjadinya kondisi tersebut, dirinya lebih mengurangi aktivitas menggunakan kendaraan bermotor menuju kota ketika badan jalan tertutup air. Karena air laut bisa menyebabkan karat, bahkan merusak komponen motor.

"Iya, kalau bisa jangan dulu ke arah kota saat lagi banjir air laut, kecuali bagi yang memiliki kepentingan. Selain ini jadi bencana tahunan, banjir rob bisa membuat komponen motor jadi berkarat. Kalau sudah terlanjur, iya, ujungnya motor harus dicuci," kata Solehudin.

Menanggapi hal ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, Rizky Hidayat saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya saat ini sedang memantau dan mendata lokasi yang rawan terkena banjir tahunan tersebut.

"Saya sudah minta sama anggota untuk memantau perkembangan di lokasi banjir. Karena ini rob tahunan atau biasa disebut pasang keling. Jadi kita lakukan pendataan dulu titik-titiknya dan masyarakat yang terkena dampak banjir," ujar Rizky yang belum lama ini dilantik menjadi Kalaksa BPBD.

Setelah didata, BPBD akan mencari langkah cepat dan efektif untuk meminimalisir dampak banjir yang merendam rumah warga. Setelah surut, sisa air yang tergenang disedot keluar dari dalam rumah dan warganya diungsikan.

"Saat airnya surut, kalau perlu disedot dengan pompa atau dievakuasi. Makanya anggota akan melihat dulu apa yang harus dilakukan. Apakah nanti warganya diungsikan, atau airnya kita tarik keluar pas saat surut," ujarnya.

Begitu juga dengan beberapa jalan kota yang ikut tergenang banjir. Saat ditanya apakah saluran irigasi sedang bermasalah, sehingga membuat air meluap ketika air laut pasang, Rizky tak menampiknya.

"Nanti kita lihat dulu, kalau terjadi masalah pada saluran, kita akan segera memaksimalkan," ucap dia.*

Baca juga: Kemarin, kegiatan olahraga ditangguhkan dan TransJakarta tambah CCTV

Baca juga: Rob landa enam lokasi di Pulau Pari Kepulauan Seribu

Pewarta: Rahmat Santoso
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021