Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Minggu pagi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Sebagaimana dikutip dalam keterangan pers BMKG yang diterima di Jakarta, ia mengatakan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi itu merupakan jenis gempa bumi menengah yang terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Filipina.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.

Menurut BMKG, gempa yang terjadi pada Minggu pukul 06.47 WIB pusatnya berada pada kedalaman 156 kilometer di laut, sekira 147 kilometer tenggara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud. Magnitudo gempa itu semula dilaporkan 6,2 namun kemudian dimutakhirkan menjadi 6,1.

Berdasarkan peta guncangan gempa, dampak gempa itu berpotensi dirasakan di Morotai pada skala III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut.

Sampai pukul 07.10 WIB, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan setelah gempa dengan magnitudo 6,1 pada pukul 06.47 WIB.

BMKG meminta warga yang tinggal di daerah sekitar pusat gempa menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal guna memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Baca juga:
Gempa dengan magnitudo 5,6 terjadi di Kepulauan Talaud
Gempa magnitudo 7,1 di Talaud terjadi akibat aktivitas subduksi

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021